Suara.com - LaporCovid19.org berkolaborasi dengan Social Resilience Lab Nanyang Technological University (NTU) Singapura melakukan survei sosial untuk mengukur tingkat kesiapan warga DKI Jakarta terkait wacana New Normal.
Salah satu pertanyaan dalam survei tersebut menyinggung mengenai tingkat kepercayaan sumber informasi terkait pandemi Virus Corona atau Covid-19 bagi warga DKI Jakarta.
Sosiolog bencana yang juga Associate Professor NTU Sulfikar Amir memaparkan, berdasarkan satu pertanyaan tersebut ditemukan bahwa warga DKI Jakarta tidak terlalu percaya dengan informasi dari selebritas atau influencer dengan tingkat kepercayaan 56,4 persen.
"Yang paling rendah adalah para selebritas dan influencer, jadi kalau misalnya pemerintah mau meng-hire influencer harus hati-hati karena tingkat kepercayaannya paling rendah," kata Sulfikar dalam jumpa pers melalui akun youtube LaporCovid19, Kamis (4/6/2020).
Namun, warga Jakarta lebih percaya sumber informasi terkait covid-19 yang langsung disampaikan oleh dokter atau pakar kesehatan dengan tingkat kepercayaan 85,5 persen.
"Kita bersyukur bahwa masyarakat kita warga DKI khususnya itu masih memiliki tingkat kepercayaan tinggi kepada dokter dan pakar kesehatan," ucapnya.
Selain itu sumber informasi lain juga menjadi referensi warga Jakarta untuk menghadapi pandemi seperti tokoh agama (71,7 persen), pejabat pemerintah (66,9 persen), dan keluarga (66,9 persen).
Sementara, inti dari survei ini menunjukkan bahwa warga DKI Jakarta belum sepenuhnya siap memasuki fase New Normal sebab survei mereka indeks persepsi risiko Jakarta masih berada di angka 3,46 dari rentan angka 1-5.
"Masih jauh di bawah kondisi yang ideal, kondisi yang ideal itu antara 4 dan 5, berada di atas 4 saja itu sudah bagus," ucapnya.
Baca Juga: Gus Miftah: Virus Corona Kurang Tepat Disebut Azab dari Allah, Tapi...
Survei ini menunjukkan bahwa meskipun telah merasa cukup memiliki informasi, pengetahuan, wawasan, modal sosial, serta kecenderungan kuat untuk berhati-hati agar tidak terpapar Virus Corona, namun warga DKI merasa belum siap memasuki era New Normal.
"Karenanya, wacana pemberlakuan tatanan kehidupan baru New Normal belum saatnya diberlakukan bagi warga DKI Jakarta," katanya.
Sebagai informasi, survei ini dilakukan sejak hari Jumat 29 Mei sampai 2 Juni 2020 dengan jumlah responden sebanyak 3.160 orang yang dikumpulkan melalui metode quota sample dengan variabel penduduk per kelurahan.
Survei dilakukan online melalui platform quatrics yang disebar melalui Whatsapp yang disebarkan melalui Palang Merah Indonesia (PMI), Camat, Biro Tata Pemerintahan, dan Jaringan Komunitas Warga.
Metode analisa menggunakan formula Spearman rho untuk mengukur korelasi antar variabel dan faktor demografi.
Berita Terkait
-
Heboh Influencer Minta Sumbangan Uang THR untuk Dirinya, Publik Murka
-
Apes! Foto di Semak-Semak Demi Konten, Influencer Ini Terancam Dihukum
-
Kehilangan Pengikut, Influencer Seksi Ini Nangis tak Bisa Bayar Sewa Rumah
-
Achmad Yurianto Dinobatkan Jadi Top Influencer, Kalahkan Jokowi & Terawan
-
Influencer Harus Bergerak Lebih Cepat dari Penyebar Hoaks
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional