Suara.com - Aksi teror kembali menimpa panitia acara diskusi yang membahas persoalan rasisme di Papua. Kali ini, Lembaga Pers Mahasiswa Teknokra Universitas Lampung menjadi korban.
Panitia mendapatkan serentetan teror mulai dari akun media sosial yang diretas hingga teror ojek daring.
Mengutip rilis pers dari UKM Teknokra yang terbit di laman Teknokra.com, awalnya mereka akan mengadakan diskusi daring bertajuk "Diskriminasi Rasial terhadap Papua".
Namun, diskusi terancam dibatalkan karena panitia mendapat teguran keras dari Wakil Rektor Universitas Lampung.
"Pemimpin umum Teknokra ditelepon Wakil Rektor Kemahasiswaan dan Alumni Prof Yulianto untuk menghadap ke ruangan kerjanya. Lalu, pemum dan editor Teknokra (Yesi Sarika) menemui Prof. Yulianto," demikian isi rilis pers UKM Teknokra yang dikutip Suara.com, Kamis 20/6/2020).
Hasil pertemuan itu, Prof Yulianto meminta panitia untuk menunda acara diskusi. Ia juga meminta agar panitia menambah kuota pembicara untuk acara diskusi.
Namun, diskusi belum sempat diadakan, Pemimpin Umum Teknokra Chairul Rahman Arif atau biasa disebut Irul, mendapat teror berupa pesan beruntun lewat Whatsapp. Isi pesan itu meminta agar acara diskusi dibatalkan.
Setelahnya, teror berlanjut dan semakin menjadi-jadi. Kali ini, teror berupa peretasan akun ojek daring Pemimpin Redaksi UKM Teknokra bernama Mitha.
Muncul permintaan kode OTP, lalu tak lama, terdapat pesan beruntun dari para ojek daring.
Baca Juga: Patung Pelopor Pramuka Baden-Powell di Inggris Akan Diturunkan
Akun ojek daring Mitha ternyata diretas dan digunakan untuk memesan banyak makanan. Ia panik karena satu per satu driver ojek online (ojol) mulai mendatangi gedung Unit Kemahasiswaan Universitas Lampung, tempat sekretariat Teknokra.
Tak menyangka hal itu akan terjadi, Mitha kemudian diamankan ke sebuah tempat demi menghindari amuk massa.
Pasalnya, meski telah diberitahu pesanan tersebut bukan atas kehendak Mitha, driver ojol terlanjur berdatangan dan semakin banyak jumlahnya.
Hingga berita ini diunggah, pengurus UKM Teknokra masih menerima intimidasi yakni akun media sosial mereka mulai dari Twitter, Instagram, Facebook diretas dan dimanfaatkan oleh pelaku untuk menghalangi acara diskusi.
Panitia penyelenggara meminta agar kasus ini segera diusut tuntas. Mereka menilai kebebasan berpendapat tak boleh dibatasi apalagi dengan cara teror seperti yang mereka terima.
"Kebebasan berekspresi dan menyampaikan pendapat sebagai warga Indonesia telah dibatasi. Membungkam suara dengan menakut-nakuti lewat jalan kotor, peretasan, pengacaman, dan merugikan pihak driver ojek daring," tulis UKM Teknokra.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
Terkini
-
Gubernur Riau Kena OTT KPK, PKB Bakal Siapkan Sanksi?
-
Soal Pemberian Gelar Pahlawan ke Soeharto, Puan Singgung Rekam Jejak: Harus Dikaji Dengan Baik
-
Dapat 'Restu' BNN usai Ditangkap Kasus Narkoba, Onad Bakal Direhab di Sini
-
PPATK Klaim Berhasil Tekan Judi Online! Triliunan Rupiah Berhasil Diselamatkan
-
11 Tahun di Penjara, Korban Tragedi 1965: kalau Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Kami Tidak Rela!
-
Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi Butuh Ekosistem Bisnis yang Kolaboratif dan Berorientasi Inovasi
-
Usulan Gelar Pahlawan Bagi Soeharto Dianggap Mengerikan, Mengapa?
-
Prabowo Setuju Rp5 Triliun untuk KAI Tambah Gerbong KRL Baru: untuk Rakyat Banyak Saya Tidak Ragu!
-
Hadapi Musim Hujan, Pramono Pastikan Banjir Jakarta Bisa Surut Kurang dari 24 Jam
-
Detik-detik Kecelakaan KA Bangunkarta di Prambanan Sleman: Tiga Orang Tewas