Suara.com - Tempat rekreasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akan dibuka mulai Sabtu (20/6/2020). Pembukaan ini diizinkan berdasarkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi yang mengizinkan kegiatan rekreasi ruangan terbuka untuk kembali beroperasi di tanggal itu.
Hal ini diketahui melalui Surat Edaran Badan Pengelola dan Pengembangan TMII yang diteken oleh Direktur Utama TMII Tanribali Lamo. Ia menyatakan ingin memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berkunjung ke TMII setelah ditutup pada awal PSBB DKI 10 Maret lalu.
"TMII mulai 20 Juni dibuka untuk umum," ujar Tanribali dalam suratnya yang dikutip Suara.com, Jumat (19/6/2020).
Selama pembukaan di masa PSBB transisi, pihaknya memberikan harga khusus untuk masuk TMII. Satu tiket masuk kawasan ini berlaku untuk dua orang dari 20 sampai 30 Juni.
"Sedangkan untuk kendaraan tetap diberikan harga sesuai ketentuan," jelasnya.
Ketua Tim Protokol Kesehatan TMII Diyono mengatakan pihaknya membatasi jumlah pengunjung yang masuk sampai sepertiga dari jumlah normal. Keputusan ini mengikuti aturan PSBB transisi yang harus mengurangi kapasitas pengunjung minimal 50 persen.
"Pengaturan kapasitas pengunjung TMII yang biasanya 60 ribu orang menjadi 20 orang, atau hanya sepertiga," jelasnya.
Selama di kawasan TMII, masyarakat harus menerapkan protokol pencegahan penularan Covid-19. Mulai dari memakai masker, mencuci tangan sebelum masuk, imbauan menjaga jarak aman, dan pemeriksaan suhu tubuh.
"Kami manajemen TMII berusaha maksimal untuk meyakinkan kepada masyarakat bahwa berkunjung ke TMII Aman dan nyaman dengan tetap berpedoman pada protokol kesehatan," pungkasnya.
Baca Juga: Dibuka Besok 20 Juni, New Normal TMII Tutup Beberapa Wahana yang Berisiko
Berikut harga tiket untuk wahana yang ada di TMII ;
1. Tiket masuk Dunia Air Tawar dan Dunia Serangga Rp 30 ribu
2. Dunia Air Tawar dan Dunia Serangga Rp 35 ribu
3. Taman Burung dan Taman Bekisar Rp 30 ribu
4. Museum Fauna Indonesia Komodo dan Taman Reptilia Rp 25 ribu.
Tag
Berita Terkait
-
Kemendagri Rayakan Puncak HUT ke-80 dengan Jalan Sehat dan Bazar Meriah di TMII
-
15 Tempat Wisata Bagikan Tiket Gratis Promo 17 Agustus 2025, Serbu Sekarang!
-
Tegaskan Komitmen Perlindungan Anak di Dunia Digital, Mendagri Dukung PP Tunas
-
Asyura 2025: Tangisan untuk Husein, Sumpah Setia NKRI, Solidaritas untuk Palestina
-
Target 200 Ribu Pengunjung di Libur Sekolah! Menpar Cek Kesiapan TMII
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Momen Menkeu Purbaya Ancam Pertamina Malas Bikin Kilang Baru: Males-malesan, Saya Ganti Dirutnya
-
Sosok Meta Ayu Puspitantri Istri Arya Daru: Keberatan Kondom Jadi Barang Bukti Kematian Suami
-
Gubernur Ahmad Luthfi Minta Organisasi Tani Ikut Atasi Kemiskinan
-
Bernasib Tragis saat Rumah Ditinggal Pemiliknya, 4 Anak Ini Tewas Terbakar!
-
Naturalisasi Atlet Timnas Secepat Kilat, Kenapa Anak Keturunan WNI Malah Terancam Jadi Stateless?
-
Cecar Kepala BGN di Rapat Soal MBG, Legislator PDIP: Tugas Kami Memang Menggonggong
-
Heboh Polemik Pelat BK, Aksi Bobby Nasution Dibela DPR, Apa Alasannya?
-
Perkap Baru, Polisi Bisa Tembak Penyerang Markas Pakai Peluru Tajam! Ini Aturan Lengkapnya
-
Akhirnya Terungkap! Menkes Budi Gunadi Beberkan 3 Penyebab Utama di Balik Krisis Keracunan MBG
-
Korban Keracunan MBG di SDN Gedong Jadi 22 Siswa, Komnas PA Kritik Guru Jadi Pencicip Makanan