Suara.com - Ahli kesehatan Abidinsyah Siregar menganggap Indonesia tidak menyelesaikan adanya pandemi virus Corona (Covid-19) sejak pertama kali datang di awal tahun 2020.
Seharusnya menurut ia, pemerintah Indonesia bisa gerak cepat ketika pemerintah China mulai memberlangsungkan lockdown di Kota Wuhan, Provinsi Hubei.
Abidinsyah prihatin ketika mengingat Indonesia sempat menghilangkan kesempatan pada dua bulan tanpa gerakan pencegahan. Bermula ketika pemerintah China mulai mengeluarkan kebijakan kepada seluruh para pendatang untuk meninggalkan kota Wuhan di Januari 2020.
Hingga ratusan ribu pendatang pun kembali ke negaranya masing-masing hingga akhirnya virus itu pun dibawa menyebar termasuk ke Indonesia. Kala itu, Pemerintah Malaysia sempat mengumumkan ada wisatawan terkena Covid-19 setelah melancong di tanah air.
"Indonesia tidak bikin apa-apa, (bilang) enggak ada, enggak ada, sampai Maret setelah ada kasus baru nyadar," kata Abidinsyah dalam sebuah diskusi virtual, Sabtu (20/6/2020).
Setelah muncul kasus pertama di Indonesia, Abidinsyah mengungkapkan kalau mesti diakui kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pun tidak optimal. Beragam pendapat, pandangan hingga pembentukan gugus tugas pun dilakukan dengan kondisi berubah-ubah.
"Nah, apa yang terjadi sekarang ini adalah masyarakat menjadi enggak percaya, kepercayaan mereka menurun terhadap apa saja yang dinyatakan oleh pemerintah," ujarnya.
Apalagi ia berpendapat bahwa saat ini Indonesia tengah menghadapi situasi kritis dilihat dari sisi kesehatan. Sebab, saat ini penambahan jumlah kasus Covid-19 bisa mencapai angka 10 ribu dalam kurun waktu 10 hari.
Padahal beberapa bulan yang lalu, penambahan jumlah kasus Covid-19 untuk angka 10 ribu itu bisa terjadi dalam kurun waktu 50 hari.
Baca Juga: 12 Pasar di Jakarta Terpapar Corona, 79 Pedagang Jalani Isolasi Mandiri
Dengan adanya kondisi tersebut, Abidinsyah menganggap kalau pemerintah itu tidak 'gerak cepat' dalam menyelesaikan pandemi Covid-19 sedari awal.
Ia kembali membawa kepada ingatan saat kasus-kasus baru yang muncul di Indonesia. Juru bicara pemerintah saat itu menyebut ada imported cases, namun tidak ditelusuri lebih lanjut.
"Sama seperti kita juga bahwa kita tidak menyelesaikannya sejak dari awal. ini kan ada tiga penyebarannya, local transmission ketika masih di Wuhan, imported cases ketika orang-orang terbang pulang ke negara masing-masing, harusnya yang pulang itu dicegat semua. Dipastikan dulu," ujarnya.
"Bapak Prsiden dalam satu rapat terbatas mengatakan itu ada hampir satu jutaan pelintas batas WNA dan WNI masuk Indonesia ada business man, ada pelajar, tapi ada juga pekerja yang dipulangkan. Nah 1 juta itu kan harus ditemukan pada waktu itu tapi tidak dilakukan."
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Kaesang Blak-blakan Soal Cacian PSI: Kita Ini Gajah, Biarkan Saja!
-
Jelang HUT ke-11, Kaesang Sebut PSI Masuki Era Baru dan Siapkan Strategi AI untuk Pemilu 2029
-
Kebakaran Hebat di Palmerah Hanguskan 50 Rumah, 350 Warga Mengungsi
-
Akal Bulus Pasutri Polisi Gadungan: Pura-pura Istri Pendarahan, Mobil Sopir Online Lenyap
-
Geger Siswa SMPN 19 Tangsel Tewas Diduga Dibully, Mendikdasmen: Saya Akan Dalami Kasus Ini!
-
Operasi Langit di Cilacap: BNPB 'Halau' Hujan Demi Percepat Evakuasi Korban Longsor
-
Perjalanan Cinta Rugaiya Usman dan Wiranto
-
RUU KUHAP Dikebut Tanpa Suara Publik, Anggota Komisi III DPR Terancam Dilaporkan ke MKD
-
Viral Hewan Ragunan Kurus Diduga Dana Jatah Makan Ditilep, Publik Tuntut Audit
-
Kabar Duka! Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia di Bandung