Suara.com - Merasa sudah bisa hidup mandiri, sejumlah penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) di Kota Palu memilih mundur. Meski begitu, mereka berharap jatah mereka dialihkan ke masyarakat yang sangat membutuhkan.
Seorang warga yang memutuskan mengakhir menerima PKH, Siti Aisyah mengakui, program tersebut sangat membantunya sebelum masa Pandemi Covid-19.
"Terakhir saya terima PKH itu sebelum corona (COVID-19), dan sampai sekarang tidak ada lagi dan saya minta mundur dari daftar penerima manfaat," kata warga Kelurahan Sirandi Palu seperti dilansir Antara pada Senin (22/6/2020).
Sekali menerima dana PKH, kata Aisyah, mencapai Rp1 juta bahkan lebih. Dana yang diterima per tiga bulan itu dimanfaatkan untuk kepentingan sekolah anaknya.
"Dengan PKH itu saya merasa tertolong sekali, manfaatnya sangat besar terutama saat anak-anak saya membutuhkan biaya sekolah," katanya.
Aisyah masuk dalam daftar PKH sejak 2012 setelah dirinya menjanda. Namun setelah menikah, dirinya merasa sudah terbantu dan bisa membiayai kebutuhan hari-hari dan sekolah anak-anaknya.
"Saya minta mundur tidak terima lagi dana PKH, tetapi kalau bisa bantu saja dengan beras karena masa pandemi ini ekonomi sedang sulit," katanya.
Dirinya berharap pengunduran dirinya dari penerima manfaat PKH tersebut dapat diberikan ke warga lainnya yang betul-betul susah secara ekonomi.
"Karena saya liat ada juga sebagian yang mampu, tapi tetap terima PKH," katanya.
Baca Juga: Cegah Penyebaran Corona, DPRD Kota Palu Dilarang Kunker ke Luar Daerah
Sementara, penerima manfaat PKH lainnya Citra Dewi (34), yang merupakan korban gempa dan likuefaksi Balaroa, juga mundur dari penerima PKH. Dia memilih mundur dari daftar penerima PKH 2020 karena merasa sudah mampu, walaupun masih menumpang dengan orang tua.
"Setelah saya diskusi dengan suami, kami akhirnya memutuskan mundur dari program PKH karena mungkin masih ada yang lain lebih berhak menerima," katanya.
Warga Kelurahan Balaroa Palu Barat ini mengatakan meski suaminya hanya bekerja sebagai pembantu operator di kantor kelurahan tetapi merasa sudah cukup dengan gaji yang ada untuk menyekolahkan anaknya.
"Saya dan suami berpikir masih banyak korban gempa dan likuefaksi lain yang mungkin belum terima," katanya.
Seorang tim pendamping PKH, Putra mengakui sudah ada beberapa penerima manfaat yang mundur. Ia mencontohkan Siti Aisya dan Citra Dewi, seorang warga korban bencana likuefaksi Balaroa.
"Akhirnya ibu itu mundur dari keanggotaan PKH, padahal ibu itu memang layak dan masuk dalam daftar penerima manfaat," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN