Suara.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bisa mengatur kabinetnya yang terbilang gemuk. Buruknya komunikasi di dalam internal kabinet pun dianggapnya masih terjadi hingga saat ini.
Dedi mengatakan, gemuknya Kabinet Indonesia Maju justru melahirkan adanya ketimpangan komunikasi di dalamnya. Padahal, kabinet saat ini mayoritas masih berasal dari partai koalisi pendukung Jokowi bahkan dalam periode pertama.
"Kita bisa bayangkan bagaimana mungkin kabinet yang lebih besar adalah kelompok pendukung Jokowi sejak awal, sejak 2014 tetapi justru ketimpangan komunikasi, koordinasi, dan lain-lain itu juga sangat mengemuka di periode kali ini," kata Dedi dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (25/6/2020).
Dedi menganggap, perbandingan dengan pemerintahan sebelumnya sangat tampak apalagi ketika disandingkan dengan pemerintahan era Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurutnya, saat itu posisi parlemen dipenuhi oleh oposisi namun komunikasinya cukup baik sehingga komunikasi di internal koalisi pemerintahannya berjalan lebih baik.
Pemandangan itu tidak bisa dilihat pada Pemerintah Jokowi saat ini. Pertama, oposisi yang ada saat ini terlalu kecil karena sebagaimana diketahui hanya ada satu partai saja, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Dedi menilai kalau buruknya komunikasi antara oposisi dengan koalisi pemerintahan ternyata berimbas kepada komunikasi internal pemerintah.
"Artinya, di internal pemerintah sendiri pun ternyata kekisruhan sejak Pemilu 2019 sudah satu tahun ini berlalu ternyta kekisruhan itu masih tetap ada," tuturnya.
Dedi mengajak untuk memperhatikan persoalan yang belum tuntas di zona-zona 'basah'. Hingga saat ini penentuan para elit di BUMN masih didiskusikan.
"Padahal kan semestinya ketika pemerintahan itu sudah ditentukan, sudah dimenangkan oleh satu kubu, paling tidak satu tahun itu udah stabil dan mereka sudah fokus dalam proses kerja," tuturnya.
Baca Juga: Kritik Kabinet Jokowi, Fahri Hamzah: Menkopolhukam Pendiam, Menkesnya Kabur
Pemandangan tersebut, dikatakan Dedi, akan menghambat pembangunan sebuah negara. Dengan begitu ia menilai kalau sebaiknya pemerintah bisa memperbaiki komunikasi baik di bagian internal, dengan oposisi ataupun dengan masyarakat.
"Nah, menurut saya kata kuncinya memang ada di persoalan komunikasi. Bisa saja, ini bisa saja, bahwa sebetulnya yang paling diharapkan oleh masyarakat itu sebetulnya juga sudah dijalankan oleh pemerintah baik itu oleh kabinet maupun oleh presiden," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Risma Apresiasi Sopir Ambulans dan Relawan Bencana: Bekerja Tanpa Libur, Tanpa Pamrih
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh