Suara.com - Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif meminta agar Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tak lagi nyapres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang.
Ia menilai sudah saatnya Partai Gerindra sebagai partai pimpinan Prabowo memberikan kesempatan kepada kader yang lebih muda untuk maju. Hal itu ia sampaikan ketika diundang di kanal YouTube Refly Harun, Kamis (25/6/2020).
"Sebaiknya Pak Prabowo cukup menjadi negarawan saja. Justru ini membuktikan kalau Gerindra punya kaderisasi, punya regenerasi yang cakep, yang bagus. Tidak kehabisan kader. Artinya Gerindra memberi peluang kepada generasi muda," kata Slamet.
Slamet juga berpendapat bahwa tak etis jika Prabowo terus-terusan mencalonkan diri sebagai presiden setelah sempat dua kali gagal. Ia kemudian membandingkan hal tersebut dengan kewajiban presiden terpilih yang hanya boleh menjabat selama dua kali periode.
Menurutnya, jika presiden saja hanya boleh memimpin selama dua kali periode, akan sangat tidak etis apabila ada kandidat yang justru mencalonkan diri lebih dari dua kali.
"Kan Pak Prabowo sudah dua kali mencalonkan diri sebagai presiden. Satu kali menjadi wapres, dua kali menjadi calon presiden seingat saya. Presiden yang terpilih saja hanya boleh dua kali. Maka kalau capres lebih dari dua kali secara etika mungkin jadi timbul tanda tanya," ujarnya.
Ia lantas menegaskan agar Prabowo lebih baik menjadi sosok negarawan yang bertugas mempersiapkan generasi muda untuk maju dalam percaturan politik di Indonesia.
"Kita hanya memberikan masukan di 2024 kita ingin Pak Prabowo menjadi sosok negarawan saja yang memang mampu menyiapkan generasi dan kader di Indonesia ini untuk menjadi pemimpin bangsa," jelasnya.
Baca Juga: Dulu Rival, Kini Prabowo Subianto Jadi Menteri Paling Loyal ke Jokowi
Berita Terkait
-
Program MBG Habiskan Anggaran Rp 52,9 Triliun, Baru Terserap 74,6% per Desember 2025
-
Pilih Fokus Kawal Pemerintahan Prabowo, PKS Belum Tentukan Sikap Soal Pilkada via DPRD
-
Kebun Sawit di Papua untuk Swasembada Energi, Bagaimana Risikonya?
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Terpopuler: Beda Cara SBY vs Prabowo Tangani Banjir, Medali Emas Indonesia Cetak Rekor
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Wagub Babel Hellyana Resmi Jadi Tersangka Ijazah Palsu
-
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
-
Gibran Bagi-bagi Kado Natal di Bitung, Ratusan Anak Riuh
-
Si Jago Merah Ngamuk di Grogol Petamburan, 100 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api
-
Modus 'Orang Dalam' Korupsi BPJS, Komisi 25 Persen dari 340 Pasien Hantu
-
WFA Akhir Tahun, Jurus Sakti Urai Macet atau Kebijakan Salah Sasaran?
-
Kejati Jakarta Tetapkan 2 Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tersangka Tindak Pidana Klaim Fiktif JKK
-
Sempat Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK, Kasi Datun HSU Kini Pakai Rompi Oranye
-
Jadi Pemasok MBG, Perajin Tempe di Madiun Raup Omzet Jutaan Rupiah per Hari
-
Cegah Kematian Gajah Sumatera Akibat EEHV, Kemenhut Gandeng Vantara dari India