Suara.com - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti menilai permasalahan dalam sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) bakal terus menghantui dari tahun ke tahun apabila tidak diiringi dengan jumlah sekolah negeri baru di setiap wilayah.
Sebab, permasalahan timbul lantaran banyaknya jumlah calon siswa yang tidak sebanding dengan daya tampung sekolah yang ada. Sehingga dibutuhkan penambahan sekolah untuk menerima peserta didik baru yang kian bertambah.
"Jadi menurut saya sih ini yang tadi kita diskusikan muncul nilai, muncul umur dan lain-lain itu sesungguhnya kalau daya tampungnya cukup gak ada masalah. Tetapi karena sangat jomplang, misalnya Jember sampai hari ini Jember gak tambah jumlah sekolah negeri, padahal tiga kecamatannya gak punya sekolah negeri SMA," kata Retno dalam diskusi webinar menyoal PPDB, Minggu (28/6/2020).
"Jadi misalnya yang kayak begini masyarakatnya jadi terus mengadu, kami juga dapat pengaduan yang sama," sambungnya.
Retno berujar, kehadiran sistem PPDB sendiri yang sudah diberlakukan sekian tahun sedikit banyak telah menyadarkan pemerintah daerah soal keberadaan sekolah negeri di wilayah mereka.
Dengan PPDB, kepala daerah memahami masih kurangnya jumlah sekolah negeri sehingga kemudian muncul kebijakan untuk menambah sekolah negeri dari tahun ke tahun.
"Jadi kebijakan ini mendorong pemerintah daerah yang selama ini mungkin gak tahu kalau jumlah sekolahnya kurang, gak tahu juga kalau ini sebenarnya daerah padat tapi gak ada sekolah negeri, negara gak hadir di wilayah itu, itu baru menyadari. Jadi kalau kami melihat secara signifikan bahwa ini berdampak positif tehadap itu," kata Retno menambahkan.
Berita Terkait
-
PPDB Jakarta, Usia 20 Tahun Kalahkan Calon Siswa Tinggal Depan Sekolah
-
PPDB Jalur Zonasi Diumumkan, Ada 7 Siswa Usia 20 Tahun Masuk SMA di Jakarta
-
Resmi Berakhir, Ini Hasil PPDB Jalur Zonasi untuk SMP dan SMA di Jakarta
-
Hari Ini Terakhir Pendaftaran PPDB DKI Jakarta Jalur Zonasi
-
Penjelasan Lengkap Empat Jalur PPDB 2020
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan
-
Kubu Roy Suryo Ungkap Detik-detik 'Penyusup' Kepergok Masuk Ruang Gelar Perkara Kasus Ijazah Jokowi
-
Prabowo Kunjungan di Sumatra Barat, Tinjau Penanganan Bencana dan Pemulihan Infrastruktur
-
Viral Tumpukan Sampah Ciputat Akhirnya Diangkut, Pemkot Tangsel Siapkan Solusi PSEL
-
KPK Buka Peluang Periksa Istri Ridwan Kamil di Kasus Korupsi Bank BJB, Sebut Perceraian Tak Pengaruh
-
Membara Kala Basah, Kenapa Kebakaran di Jakarta Justru Meningkat Saat Hujan?
-
Keroyok 'Mata Elang' Hingga Tewas, Dua Polisi Dipecat, Empat Lainnya Demosi
-
Disebut-sebut di Sidang Korupsi Chromebook: Wali Kota Semarang Agustina: Saya Tak Terima Apa Pun
-
Kemenbud Resmi Tetapkan 85 Cagar Budaya Peringkat Nasional, Total Jadi 313
-
Bukan Sekadar Viral: Kenapa Tabola Bale dan Tor Monitor Ketua Bisa Menguasai Dunia Maya?