Suara.com - Pembatasan kapasitas pada operasional bioskop dianggap bukan menjadi masalah besar saat ini. Tak adanya film baru yang bisa diputar dianggap menjadi momok bagi pengelola layanan penyedia tontonan layar lebar ini.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Cucu Ahmad Kurnia mengatakan pembatasan kapasitas 50 persen di bioskop perlu dilakukan demi mencegah penularan virus corona Covid-19. Para pengelola juga disebutnya tak keberatan soal kebijakan ini.
"Itu sudah kesepakan dengan pengelola bioskop. Mereka enggak keberatan kapasitas 50 persen," ujar Cucu saat dihubungi suara.com, Rabu (8/7/2020).
Cucu menjelaskan, yang paling penting bagi pengelola saat ini adalah izin operasional. Selebihnya pengaturan masalah pendapatan dan teknisnya menjadi hak pengelola asalkan tidak bertentangan dengan aturan.
"Mereka yang penting bisa running dulu," jelasnya.
Kendati demikian, masalah yang harus dihadapi pemilik bioskop saat ini adalah tak adanya film baru. Hal ini dikhawatirkan akan membuat bioskop di Jakarta tetap sepi meski sudah diizinkan beroperasi.
"Masalah utamanya itu stock film masih terbatas," tuturnya.
Karena itu, para pengelola disebutnya terpaksa memutar film lama. Strategi lain seperti menambah jadwal pemutaran juga bisa saja dijalankan.
"Ya boleh-boleh saja gimana kontrak mereka sama produsen filmnya," pungkasnya.
Baca Juga: Setelah Empat Kali Tes Virus Corona, Presiden Brasil Dinyatakan Positif
Berita Terkait
-
Sebelum Beroperasi pada 29 Juli, Bioskop Indonesia Lakukan 3 Hal Ini
-
Bioskop Kembali Dibuka, Joko Anwar Sambut Positif
-
Horee! Bioskop Seluruh Indonesia Mulai Buka 29 Juli
-
Menteri Nadiem dan Wisnutama Keluarkan SKB, Museum dan Bioskop Segera Buka
-
Nonton Bioskop Saat PSBB Transisi DKI, Duduknya Tidak Boleh Bersebelahan
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional