Suara.com - Keputusan Presiden Turki Recep Tayyip Endrogan menetapkan ikon Istanbul Hagia Sophie menjadi masjid pada Jumat (10/7/2020) berbuntut munculnya kecaman dari berbagai pihak.
Menyadur Al Jazeera, Endrogan mengumumkan alihfungsi Hagia Sophia usai pengadilan administrasi Turki menghapus kebijakan Mustafa Kemal Ataturk yang menjadikan bangunan berusia hampir 1.500 tahun ini sebagai museum.
Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan dan Kebudayaan (UNESCO) dan sejumlah negara seperti Rusia, Amerika Serikat, Yunani, hingga para pemimpin gereja adalah pihak-pihak yang melayangkan penolakan atas keputusan Endargo.
UNESCO menyatakan pihaknya sangat menyesalkan keputusan Turki yang dibuat tanpa adanya diskusi dan pemberitahuan sebelumnya.
"Keputusan ini diumumkan hari ini (10/9) memunculkan masalah dampak perubahan status ini pada nilai universal properti. Negara memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa modifikasi tidak memengaruhi Nilai Universal Luar Biasa dari situs-situs tertulis di wilayah mereka," ujar UNESCO dalam pernyataanya melalui instagram.
Wakil ketua urusan luar negeri di majelis tinggi parlemen Rusia, Vladimir Dzhabarov mengatakan penetapan bangunan yang telah berdiri sejak abad ke-6 itu adalah suatu "kesalahan".
"Mengubahnya menjadi masjid tidak akan menguntungkan apa pun bagi umat Muslim. Itu tidak menyatukan negara, tetapi sebaliknya, membawa mereka dalam perpecahan."
Sementara, pihak Gereja Ortodoks Rusia menyatakan kecewa atas keputusan Turki mencabut status museum Hagia Sophia, menganggap hal ini sebagai langkah yang mengabaikan suara jutaan warga Kristen.
Sebelumnya, Patriarkh Ekumenikal Bartholomew, kepala spiritual Kristen Ortodoks yang dianut oleh 300 juta warga di seluruh dunia dan berkedudukan di Istanbul, mengatakan alih fungsi Hagia Sophia jadi masjid akan membuat umat Kristen kecewa dan akan menyebabkan "perpecahan" masyarakat di wilayah Timur dan Barat.
Baca Juga: Mantap! Kaldera Toba Ditetapkan Sebagai UNESCO Global Geopark
Kecaman juga datang dari Yunani yang menyebut langkah Turki sebagai "provokasi terbuka terhadap seluruh dunia beradab."
"Nasionalisme yang diperlihatkan oleh Endogan... membawa negaranya mundur enam abad," kata Menteri Kebudayaan Yunani, Lina Mendoni.
Lebih lanjut Mendoni mengatakan putusan pengadilan "benar-benar menegaskan tidak ada keadilan indenden" di Turki.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus mengatakan kecewa atas keputusan Turki.
"Kami memahami bahwa Pemerintah Turki tetap berkomitmen untuk mempertahankan akses ke Hagia Sophia untuk semua pengunjung, dan berharap untuk mendengar rencananya untuk melanjutkan pengelolaan Hagia Sophia untuk memastikannya tetap dapat diakses tanpa hambatan untuk semua."
Kemudian, Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell menyebut keputusan itu "disesalkan".
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Kementerian HAM Akan Kumpulkan Seluruh Data Hak Asasi Manusia Lewat Platform Ini
-
Ngeri! Cekcok di RS Duta Indah Berujung Petaka, Wanita Dihajar Mantan Suami Sampai Gigi Rontok
-
KPK Kembalikan Aset Korupsi Taspen, Anggota DPR: Ini Harus Jadi Standar Penyelesaian Kasus
-
Jejak Intelektual Dwinanda Linchia Levi: Dosen Brilian Untag yang Tewas Misterius di Hotel
-
Roy Suryo 'Disikat' Polisi, Dicekal ke Luar Negeri Malah Cuma Senyum: Misi di Australia Beres!
-
MK Batalkan Skema HGU 190 Tahun di IKN, DPR Usulkan Prabowo Terbitkan Perppu
-
Lebih Dekat, Lebih Hijau: Produksi LPG Lokal untuk Tekan Emisi Transportasi Energi
-
Gibran Wakilkan Pidato Presiden di KTT G20, Ini Alasan Prabowo Tak Pergi ke Afrika Selatan
-
Profil Irjen Argo Yuwono: Jenderal Kepercayaan Kapolri Ditarik dari Kementerian Buntut Putusan MK
-
Hadiri KTT G20 di Afsel, Gibran akan Berpidato di Depan Pemimpin Dunia