Suara.com - Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta sekaligus pengusaha Sandiaga Uno membeberkan kisah masa lalunya yang pernah di-PHK hingga memohon agar tidak diceraiakan istrinya, Nur Asia Uno.
Kisah ini diceritakan Sandi dan istrinya kala disambangi oleh Daniel Mananta di kediamannya.
Sandi menceritakan bahwa ketika krisis 1997 melanda Asia, dirinya sempat mengalami titik terendah dalam hidupnya. Ia mendapat pemutusan hubungan kerja dari kantornya yang berada di luar negeri saat itu.
"Kami harus merasakan di-PHK tahun '97," kata Sandi yang dilansir dari tayangan di kanal Youtube Daniel Mananta, Senin (13/7/2020).
"Sebetulnya ini rumahnya Nur, saya numpang aja di sini," lanjut Sandi kala diingatkan istrinya bahwa mereka sempat kehilangan rumah akibat krisis moneter itu.
Ketika kembali ke Jakarta, pria bernama lengkap Sandiaga Salahuddin Uno ini mengaku menumpang di rumah orang tuanya. Lalu Nur Asia memutuskan untuk menjual cincin pemberian orang tuanya demi menyewa rumah untuk mereka berdua.
"Dia yang mengambil inisiatif jual cincin dari orang tuanya untuk membiayai kita supaya bisa nyewa rumah, dan waktu itu kita akhirnya bisa renovasi rumah sekaligus sisanya buat usaha, karena setelah di-PHK, kita banting setir sebagai konsultan keuangan. dan dari situlah awal karir," Sandi menceritakan.
Saat mengalami masa terpuruk itu, mantan calon wakil presiden ini mengaku sempat kehilangan rasa percaya diri. Ia tak nyenyak tidur hingga takut menerima telepon.
"Sempat juga dengerin telpon itu takut karena tagihan credit card, sempat berhutang sama bank," Sandi menuturkan.
Baca Juga: Lawan Label ProAktif, Syakir Daulay Juga Gugat YouTube
Kendati demikian, Sandi dan istrinya bisa melewati masa-masa terpuruk itu. Sandi mengaku dukungan dari istrinya yang telah dinikahi selama hampir 24 tahun tersebut membuatnya bangkit kejatuhan.
"Ini adalah investor pertama saya, dan setiap tahun nagih dividen," kata Sandi yang kemudian disambut tawa Nur Asia.
Di sisi lain, Nur Asia mengaku bahwa kala suaminya mengalami PHK, dirinya tak diberi tahu.
"Waktu itu Bang Sandi tidak mau istri mengetahui urusan kantor," kata perempuan yang sering dipanggil Mpok Nur itu kala mengenang masa saat pasangan itu tinggal di Singapura.
Namun akhirnya perempuan berusia 49 tahun itu mengetahuinya saat menanyakan perihal sertifikat tanah milik orang tuanya yang dijaminkan Sandi kepada Bank.
"Jadi Bang Sandi waktu itu terus terang, "please jangan ceraiin saya "kata Bang sandi, jadi saya pikir ada apa gitu kan," kisah Mpok Nur.
Akhirnya Sandi menceritakan pada istrinya bahwa ia telah di-PHK oleh kantor tempatnya bekerja. Selain kepada istrinya, Sandi juga merasa bersalah kepada mertuanya karena telah menggunakan sertifikat rumah mereka dalam bisnis investasi saham.
"Boleh minjem tapi jangan minjem dari mertua, that's a bad decision," ungkap Sandi yang disambut tawa Daniel dan istrinya.
Saat itu Sandi benar-benar merasa shock dan tidak menyangka akan dipecat oleh perusahaan, padahal ia telah bekerja dengan maksimal.
"Kita juga waktu masih berkarir kerjaannya banting tulang banget, pulang jam 1-2 pagi, jam 8 sudah di kantor lagi. Jadi begitu di-PHK kaget juga gitu. Seseorang yang merasa berprestasi terus harus ngalamin kehilangan pekerjaan dan enggak pernah punya bayangan," ungkap Sandi.
Dari situlah Sandi kemudian menyadari bahwa kegagalan dalam berkarir bisa sangat berpengaruh terhadap keadaan seseorang. Ia kemudian merefleksikan pengalamannya saat krisis tahun 1998 itu dengan kondisi krisis pandemi virus corona saat ini.
"Makanya kita lihat di pandemi 2020 ini, salah satu pesan yang saya sampaikan kepada manajemen profesional yang sekarang mengelola investasi dan grup bisnis kami adalah bahwa PHK itu adalah your last, last, absolute last action karena kekayaan kita aset kita itu the people," ujar Sandi memberi saran.
Berita Terkait
-
Kasus ProAktif, Syakir Daulay : Tak Nikmati Untung tapi Malah Rugi
-
Terinspirasi dari YouTube, Gadis 13 Tahun Gantung Anak Kecil Hingga Tewas
-
Merasa Diperbudak, Syakir Daulay Minta Ganti Rugi Rp 100 Miliar
-
Syakir Daulay Ngaku Belum Dapat Mobil dan Apartemen dari Label ProAktif
-
Lawan Label ProAktif, Syakir Daulay Juga Gugat YouTube
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Kepala BGN Ngaku Tak Semua Dapur MBG Punya Sanitasi Air yang Bersih
-
Terbuai Ramalan Kiamat Seorang Pastor, Ratusan Warga Rela ke Hutan Tinggalkan Segalanya
-
Pemerintah Wajibkan Rapid Test di Dapur MBG, Perpres Darurat Segera Terbit
-
Modus Keji Predator Seks di Apartemen Kalibata: Imingi Hadiah Ultah, Rekam Aksi dengan Handycam!
-
Geger Keracunan Massal, Program Makan Bergizi Gratis Didesak Setop, Kantin Sekolah Jadi Solusi?
-
Dokter Tifa Tawarkan Obat Autoimun Manjur untuk Jokowi, Syaratnya Cuma Satu: Tobat Nasuha!
-
KPK Panggil Eks Dirut PGN untuk Kasus Korupsi Jual Beli Gas
-
Dituduh Cabul Hingga Diusir Warga, Benarkah Eks Dosen UIN Malang Ini Korban Fitnah Tetangga Sendiri?
-
Sebar ShopeePay: Tebar Saldo Gratis hingga 2,5 Juta, Klik Linknya Sekarang Juga!
-
Viral Perang Tetangga di Malang: Yai Mim Diusir Warga Dituduh Cabul, Ternyata Ini Akar Masalahnya