Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan situasi pandemi Covid-19 tidak hanya dialami Indonesia, melainkan di 215 negara di dunia.
Namun dibandingkan dengan negara-negara lain yang terkena Covid-19, kata Jokowi, Indonesia masih jauh lebih baik daripada negara-negara lain
"Supaya diketahui, jadi kondisinya hampir-hampir sama dan negara lain justru lebih parah dari yang kita alami di Indonesia," ujar Jokowi saat memberikan arahan kepada gubernur di Istana Kepresidenan Bogor yang dikutip dari Setkab.go.id, Rabu (15/7/2020).
Jokowi menyebut, berdasarkan laporan kasus tertinggi Covid-19 per 15 Juli 2020, Amerika Serikat berada pada posisi pertama dunia dengan mencapai 3,4 juta kasus positif. Selanjutnya, Brasil tercatat ada 1,8 juta kasus positif Covid-19.
"Ini yang gede-gede. Kemudian hari ini, kita berada pada angka 78 ribu kasus positif (Per 14 Juli 2020)," ucap Jokowi.
Tak hanya itu, Jokowi menuturkan kondisi Indonesia masih berada pada posisi yang masih bisa kendalikan dibandingkan negara lain yang juga terpapar Covid-19. Karena itu, Jokowi tak ingin pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjadi lepas kendali dalam mengendalikan Covid-19.
"Negara kita ini masuk lima besar penduduk terbanyak tetapi kalau dilihat 10 negara dengan kasus tertinggi, kita tidak masuk di dalamnya. Tadi Amerika (Serikat) 3,4 (juta), Brasil 1,8 (juta), India 906 ribu, Rusia 739 ribu, Peru 326 ribu. Artinya, kita berada pada posisi yang masih bisa kita kendalikan," sambungnya.
Selain itu, ia juga menginginkan pemerintah daerah melakukan manajemen krisis dengan baik. Mantan Wali Kota Solo itu pun meminta para Gubernur mengajak aparat daerah untuk bekerja extraordinary dalam mengendalikan pandemi Covid-19.
"Manajemen krisis harus betul-betul kita lakukan. Ajak aparat kita di bawah kita, untuk betul-betul bekerja extraordinary, nggak bisa kita dalam situasi seperti ini kita kerja normal-normal, dalam situasi seperti ini kita kerja biasa-biasa, nggak bisa. Percaya saya, enggak bisa," tutur Jokowi.
Baca Juga: Bersiaplah! Inpres untuk Pelanggar Protokol Kesehatan Bakal Diteken Jokowi
Dia berharap semua aparat daerah harus bekerja cepat dan tidak bisa lagi bekerja secara normal. Ia ingin aparat daerah juga harus segera merubah pola pikir dan cara bekerja, dari yang cara bekerja bertele-tele dan rumit, ke cara-cara yang cepat dan sederhana.
"Semuanya harus ganti channel semuanya, nggak bisa kita normal-normal, channel-nya harus ganti semuanya. Dari channel ordinary pindah channel ke extraordinary. Dari channel yang cara kerja bertele-tele, rumit ke cara-cara kerja yang cepat dan sederhana. Semuanya harus diubah seperti itu," tutur Jokowi.
Pasalnya kata Jokowi, situasi pandemi Covid-19 saat ini menyebabkan krisis ekonomi dan kesehatan. Sehingga aparat daerah harus bisa mengendalikan krisis tersebut akibat Covid-19.
"Ini situasinya betul-betul situasi yang luar biasa sulitnya. Mengendalikan dua hal yang ini, ekonomi dan kesehatan ini, betul-betul harus terjaga dengan baik. Nggak bisa lagi kita kerja dengan SOP normal, enggak bisa. Kita harus kerja dengan SOP yang shortcut, ada terobosannya. Jadi, anak buah ajak untuk masuk ke sana, biar cepat kerja kita," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Penjaringan Ketua DPC PDIP Brebes Dinilai Tak Transparan, Pencalonan Cahrudin Sengaja Dijegal?
-
Bikin Riuh, Dito Ariotedjo Tiba-Tiba Tanya Ijazah Erick Thohir ke Roy Suryo
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'