Suara.com - Di tengah pandemi Covid-19, proses kegiatan belajar-mengajar tahun ajaran 2020/2021 tetap berlangsung. Sebagian sekolah di Indonesia melakukan pembelajaran jarak jauh, termasuk sekolah-sekolah Satuan Pendidikan Kerja (SPK).
Hal ini juga dilakukan Taman Rama Intercultural School. SPK yang terletak di Pulau Bali ini, juga tengah memberlakukan system pembelajaran jarak jauh, karena memperhatikan keselamatan para murid dan guru dalam masa pandemi.
Menurut Kepala Sekolah Taman Rama Intercultural School, Hans Riyono, keterbatasan di masa pandemi ini tidak menjadi soal bagi proses belajar-mengajar, karena SPK-nya tetap memberlakukan pembelajaran sesuai arahan pemerintah. Semua mata pelajaran diberikan berdasarkan kurikulum yang sudah disepakati.
SPK, atau yang dulu disebut sebagai sekolah internasional, merupakan satuan pendidikan yang diselenggarakan atau dikelola atas dasar kerja sama antara Lembaga Pendidikan Asing (LPA) dengan lembaga pendidikan Indonesia. Namun status sekolah internasional ini telah dihapus dan diganti dengan nama SPK.
Hal ini sesuai dengan Permendikbud Nomor 31 Tahun 2014 yang diterbitkan Kemendikbud, sehingga per 31 Desember 2014, semua sekolah internasional di Indonesia berubah status menjadi SPK.
Taman Rama Intercultural School sendiri telah berubah menjadi SPK sejak 2018, mengikuti aturan pemerintah tersebut. Walau demikian, sekolah ini tetap memberikan sejumlah mata pelajaran wajib, yaitu Bahasa Indonesia, Agama, serta Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKN).
Bahasa Inggris tetap diberikan sebagai bahasa pengantar, karena anak-anak bangsa diharapkan mampu bersaing di tingkat internasional.
Tak hanya kemampuan anak di bidang pelajaran, Taman Rama Intercultural School juga memberikan sarana dan prasarana pengembangan keterampilan. Laboratorium bahasa dan laboratorium ilmu eksakta hadir di sini.
Demikian juga dengan sarana luar ruang, misalnya kegiatan untuk olahraga basket dan futsal, yang fasilitasnya sangat lengkap.
Taman Rama Intercultural School tak hanya peduli pada anak-anak didiknya sendiri, sebab SPK ini memiliki dana khusus yang diperuntukkan bagi corporate social responsibility (CSR).
Baca Juga: Kemendikbud Evaluasi Lanjutan Program Organisasi Penggerak
Menurut Hans, pihak sekolah memiliki dana yang digunakan untuk membantu 2 atau 3 sekolah di sekitar Taman Rama Intercultural School, bagi pengembangan pendidikan sekolah-sekolah tersebut. Kegiatan ini biasanya dilakukan rutin setiap tahun.
Masyarakat mengenal sekolah SPK dengan kualitas pendidikan yang mumpuni dan dukungan finansial yang tinggi pula. Biaya masuk rata-rata SPK di Indonesia mencapai di atas rata-rata sekolah swasta terbaik.
Beberapa waktu lalu, pemerintah menghapuskan tunjangan profesi bagi guru SPK. Ketentuan tersebut dituangkan dalam Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaam Nomor 6 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Penyaluran Tunjangan Profesi dan Tunjangan Khusus bagi Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil (PN).
Wakil Ketua Komisi X Dede Yusuf M Effendi, mengatakan, keberadaan SPK sesuai dengan aturan Sekjen Kemendikbud Nomor 6 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Penyaluran Tunjangan Profesi dan Tunjangan Khusus Bagi Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil (PNS) tersebut.
Apapun namanya, seluruh lembaga pendidikan di Indonesia memiliki tanggung jawab yang sama, yaitu mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan anak bangsa, sehingga mereka mampu bersaing di dunia internasional dan membawa kemajuan bagi negerinya.
Berita Terkait
-
Tak Banyak yang Tahu, Masyarakat Jepang Sudah Pakai Masker Sejak Era Edo
-
Kemendikbud akan Evaluasi Lanjutan Program Organisasi Penggerak
-
Tingkat Keselamatan Pasien Covid-19 yang Diberi Steroid Bisa Diprediksi
-
Ternyata Masker Sekali Pakai Tidak Boleh Langsung Dibuang ke Tempat Sampah
-
Di Tengah Pandemi Covid-19, Dirut BPJS Kesehatan Terpilih Jadi CEO Terbaik
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 5 Rekomendasi Cushion Lokal dengan Coverage Terbaik Untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp50 Ribuan
Pilihan
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
Terkini
-
Mau Perkuat Partai yang Dipimpin Prabowo, Budi Arie Bicara Soal Kapan Masuk Gerindra
-
Dasco: Gerindra Siap Tampung Gelombang Relawan Projo!
-
PLN Electric Run 2025 Siap Start Besok, Ribuan Pelari Dukung Gerakan Transisi Energi Bersih
-
Merapat ke Prabowo, Budi Arie Bicara Kemungkinan Jokowi Tak Lagi Jadi Dewan Penasihat Projo!
-
Hujan Lebat Iringi Megawati Ziarah ke Makam Bung Karno di Blitar, Begini Momennya
-
Usai Budi Arie Kasih Sinyal Gabung Gerindra, Projo Siap Lepas Wajah Jokowi dari Logo!
-
Beri Sinyal Kuat Gabung ke Gerindra, Budi Arie: Saya Satu-satunya yang Diminta Presiden
-
Cuma Hadir di Kongres Projo Lewat Video, Budi Arie Ungkap Kondisi Jokowi: Sudah Pulih, tapi...
-
Dari Blitar, Megawati Inisiasi Gagasan 'KAA Plus', Bangun Blok Baru Negara Global Selatan
-
Berenang Jelang Magrib, Remaja 16 Tahun Sudah 4 Hari Hilang usai Loncat dari Jembatan Kali Mampang