Suara.com - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu turut berpendapat soal ledakan dahsyat yang terjadi di Beirut, Lebanon.
Ia tidak heran jika ledakan di Lebanon tersebut menimbulkan dampak kerusakan yang sangat besar. Sebab, ledakan itu diyakini berasal dari Amonium Nitrat.
Said Didu pun berkata bahwa pabrik pupuk di Indonesia juga memproduksi Amonium Nitrat. Hal tersebut disampaikannya melalui cuitan di akun Twitter @msaid_didu, pada Rabu (5/8/2020).
"Sangat dipahami jika ledakan di Beirut sangat keras karena ada 2.750 ton amonium nitrat yang meledak. Amonium nitrat adalah bahan baku hampir semua bahan peledak selain bahan baku untuk pupuk," ujar
Ia menjelaskan bahwa pabrik pupuk di Tanah Air memproduksi bahan yang diduga menjadi penyebab ledakan dahsyat di Lebanon itu untuk tujuan ekspor.
"Pabrik pupuk yang kita miliki juga memproduksi amonium nitrat sebagai produk antara pupuk dan untuk ekspor," kata Said Didu.
Sesuai kata-kata Said Didu, terdapat pabrik amonium nitrat di Indonesia yang dibangun oleh PT DAHANA (Persero) dan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim). Kedua perusahaan itu melakukan patungan atau "Joint Venture Agreement" (JVA).
Dilansir Antaranews.com, Jumat (20/9/2019), pabrik amonium nitrat itu akan dibangun di Bontang, Kalimantan Timur, dengan kapasitas hingga 75.000 ton per tahun.
"Untuk mendapatkan teknologi proses produksi amonium nitrat, kami telah menggandeng BPPT yang membantu perusahaan dalam menilai dan mengkaji berbagai aspek terkait pemilihan teknologi amonium nitrat serta merekomendasikan teknologi yang tepat untuk dipakai dalam pabrik tersebut," ujar Direktur Utama PT DAHANA (Persero) Budi Antono.
Baca Juga: Selamat dari Ledakan Dahsyat Lebanon, Hussein Eldor: Allah Masih Melindungi
Tender pembangunan pabrik amonium nitrat itu dimenangkan oleh Konsorsium PT Wijaya Karya-Sedin Engineering Co. Ltd.
Rencananya, pembangunan memakan waktu 30 bulan dan telah dimulai pada tahun lalu.
Pernyataan Presiden Lebanon
Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan sebanyak 2.750 ton amonium nitrat ditimbun selama enam tahun di gudang pelabuhan, lokasi terjadinya ledakan amat masif yang mengguncang Ibu Kota Beirut, Selasa (4/8/2020).
Aoun menyebut bahwa penimbunan zat kimia bersifat eksplosif tersebut “tidak dapat diterima”, karena dilakukan secara serampangan tanpa memperhatikan aspek keamanan.
Amonium nitrat adalah senyawa kimia yang biasa digunakan untuk pupuk dan menjadi campuran zat dalam konstruksi pertambangan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Modal Rp 20 Ribu, Pria Ini Bikin Geger Pasar Malam Usai Sabet Dua Sepeda Listrik Sekaligus
-
Mengenang Kejayaan Grand Mall Bekasi, Dulu Primadona Kini Sepi Bak Rumah Hantu
-
4 Fakta Tutupnya Grand Mall Bekasi, Kalah Saing hingga Tinggalkan Kenangan Manis
-
Agustina Wilujeng: Kader Posyandu Adalah Garda Terdepan Kesehatan Warga Semarang
-
Viral Airlangga Hartarto Terekam Dorong Dedi Mulyadi, Biar Bisa Foto di Samping Jusuf Kalla
-
Wajar Kepala Daerah Ngamuk, Ini Sederet Masalah jika TKD Dipotong Kemenkeu
-
Tewas usai Melahirkan Bayi, Mayat Terapis Wanita Ditemukan di Musala Terminal Kalideres
-
Polisi Kondisi Mabuk Perkosa Gadis 16 Tahun, Begini Nasib Bripka RN Gegara Ulah Cabulnya!
-
Kejar Target 80 GW PLTS Desa, Bahlil Kirim Tim ke India Pelajari Listrik Murah 3 Sen/KWh
-
Dana Reses DPR Jadi Rp 702 Juta, Dasco Akui Ada Salah Transfer Rp 54 Juta yang Ditarik Kembali