Suara.com - Pemprov DKI Jakarta menyebut kapasitas tes corona di daerah tetangga tak sebanding yang dimiliki ibu kota. Akibatnya, penularan virus corona Covid-19 dianggap tak akan kunjung selesai.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan saat ini kapasitas melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah 39.921 per satu juta penduduk. Jumlah ini, kata Widyastuti, jauh lebih banyak dari pada yang mampu dilakukan tiap daerah di Bodetabek.
Ia mengatakan penularan corona di ibu kota berpengaruh pada daerah penyangga warganya hilir-mudik ke Jakarta setiap hari. Namun kemampuan tes yang jauh berbeda ini akan membuat DKI kesulitan menangani penularan.
"Kalau kita melihat proporsi data (tes) gapnya sangat jauh. Artinya dengan upaya testing kita yang sudah luar biasa tanpa dibarengi dukungan tetangga, kita akan kesulitan karena tidak akan selesai-selesai, pada saat mobilitas penduduk masih sangat luar biasa," ujar Widyastuti dalam diskusi virtual, Kamis (6/8/2020).
Imbasnya, kata Widyastuti, adalah meningkatnya tingkat penularan atau positivity rate sampai 7,4 persen dalam satu pekan terakhir. Padahal standar organisasi kesehatan dunia atau WHO menetapkan minimalnya 5 persen untuk bisa dianggap mengendalikan wabah.
Widyastuti menuturkan, saat ini ada dua hingga empat juta orang melakukan mobilitas dari Bodetabek ke ibu kota setiap hari. Jumlah ini sudah sama dengan kondisi Jakarta sebelum pandemi.
Karena itu, menurutnya diperlukan sinergitas atau penyelarasan dari Bodetabek terhadap kemampuan tes di Jakarta. Daerah lain harus mampu dengan cepat mendeteksi warganya yang terjangkit virus dari China ini.
“Minggu ini kita mencapai 7,4 persen, artinya ini menjadi warning untuk kita semua karena positivity rate di DKI meningkat. Sehingga bagaimana kita mensinergikan DKI bersama dengan Bodetabek karena tidak mungkin DKI bergerak sendiri,” pungkasnya.
Baca Juga: TOK! PNS Penolak Pemakaman Mayat Corona di Banyumas Divonis 3 Bulan Penjara
Berita Terkait
-
Doni Monardo Minta Jabar Terapkan Analogi Gas Rem Atasi Pandemi Corona
-
Pakar Minta Peneltian Vaksin Tak Dikaitkan Isu Nasionalisme, Ini Alasannya
-
Awas, Pil KB Disebut Bisa Tingkatkan Risiko Covid-19
-
Kebakaran di Rumah Sakit Swasta, 8 Pasien Virus Corona Tewas
-
Dampak Pandemi, Daya Beli Masyarakat Menurun
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting