Suara.com - Sebuah pesawat yang membawa 20 ton perbekalan kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia mendarat di Beirut untuk mendukung perawatan pasien yang terluka akibat ledakan dahsyat yang mengguncang kota itu.
"Pasokan akan mencakup 1.000 intervensi trauma dan 1.000 intervensi bedah untuk orang yang menderita luka dan luka bakar akibat ledakan," ujar WHO disadur dari Anadolu Agency pada Kamis (6/8/2020).
Beirut dan pinggiran kota sekitarnya diguncang oleh ledakan besar yang menyebabkan sedikitnya 135 orang tewas dan hampir 5.000 lainnya luka-luka pada Selasa (6/8/2020).
Dalam tanggap darurat kesehatan, pusat logistik WHO di Dubai mengangkut pengiriman tersebut.
"Kami bekerja sama dengan otoritas kesehatan nasional, mitra kesehatan, dan rumah sakit yang merawat korban untuk mengidentifikasi kebutuhan tambahan dan memastikan dukungan segera," kata perwakilan WHO di Lebanon, Dr Iman Shankiti.
Akibat ledakan itu, WHO mengatakan tiga rumah sakit di Beirut tidak berfungsi, dan dua rumah sakit rusak, membuat kapasitas tempat tidur rumah sakit menjadi kritis.
Pasien yang terluka dipindahkan ke rumah sakit di seluruh Lebanon seperti Saida dan Tripoli utara, dan banyak fasilitas kewalahan.
WHO mengatakan akan mendistribusikan bantuan ke rumah sakit prioritas di seluruh Lebanon untuk menerima dan merawat pasien yang terluka.
"Keadaan darurat terbaru ini datang saat kerusuhan sipil baru-baru ini, krisis ekonomi besar, wabah Covid-19, dan beban berat pengungsi," kata WHO.
Baca Juga: MPR Dorong KBRI Buka Posko Bagi WNI Pasca Ledakan Lebanon
"Memastikan bahwa ada kesinambungan tanggapan terhadap Covid-19 - termasuk menargetkan bantuan yang paling rentan - adalah prioritas Kementerian Kesehatan Masyarakat dan WHO," kata organasisa kesehatan dunia tersebut.
Setelah ledakan tersebut, Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengumumkan Rabu (5/8/2020) sebagai hari berkabung nasional.
Darurat nasional juga telah diumumkan di Beirut selama dua minggu mulai 4 Agustus.
Ledakan itu mengguncang Lebanon saat negara itu mengalami krisis ekonomi terparah, termasuk penurunan drastis nilai tukar mata uang Lebanon terhadap dolar AS.
Menteri Kesehatan Hamad Hassan mengatakan sekitar 250.000 orang kehilangan tempat tinggal setelah beberapa ledakan susulan mengguncang Lebanon.
Jumlah korban tewas akibat ledakan diperkirakan akan terus meningkat.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
Terkini
-
Jawab Kritik Rektor Paramadina, Wamendiktisaintek Tegaskan Fokus Pemerintah Bukan Kuota PTN
-
Korsleting Dominasi Kasus Kebakaran Jakarta, Pengamat: Listriknya 'Spanyol', Separuh Nyolong!
-
Operasi Senyap KPK di Banten, Lima Orang Terjaring OTT Semalam
-
Waspada Cuaca Ekstrem, Distamhut DKI Pangkas 69 Ribu Pohon Rawan
-
Polisi Gadungan Bersenpi Peras Korban di ATM Pondok Gede, Motor dan Uang Rp 4,2 Juta Raib!
-
Jimly Asshiddiqie Sebut Cuma Ada Tiga Pejabat Berwenang yang Bisa Batalkan Perpol 10/2025
-
Pengembang Dibuat 'Panas Dingin', Apa Alasan Sebenarnya KDM Setop Sementara Izin Perumahan di Jabar?
-
Lumpur Setinggi 2 Meter Mustahil Disingkirkan? Ini Solusi Manfaatkan Kayu Gelondongan Sisa Banjir
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan
-
Kubu Roy Suryo Ungkap Detik-detik 'Penyusup' Kepergok Masuk Ruang Gelar Perkara Kasus Ijazah Jokowi