Suara.com - Sekitar 500 orang di Brussel pada Minggu (16/8/2020), memprotes penggunaan masker wajib dan pembatasan lain untuk membendung pandemi virus corona (Covid-19).
Sebagaimana melansir laman Anadolu, Senin (17/8/2020), unjuk rasa "Hentikan tindakan, hentikan kegilaan" yang diselenggarakan oleh kelompok sipil bernama Viruswaanzin (Virus gila), mengatakan pemerintah bereaksi berlebihan terhadap pandemi.
Para pengunjuk rasa berkumpul di depan Kementerian Keuangan, menunjukkan ketidaksetujuan mereka atas apa yang mereka sebut tindakan publik yang dianggap buruk karena membatasi kebebasan, menyebabkan penderitaan yang mengerikan, dan merugikan ekonomi.
Para pengunjuk rasa memohon kelonggaran aturan penggunaan masker, dukungan untuk industri perhotelan, dan tidak memfokuskan upaya secara eksklusif pada perang melawan Covid-19 dengan meminggirkan area kebijakan lainnya.
Mereka juga menuduh pemerintah mengekang hak-hak individu dan memperlakukan orang seperti "domba" dengan "kediktatoran sanitasi".
Selain itu, pengunjuk rasa mendesak kepala penasihat Covid-19 pemerintah, Marc Van Ranst untuk mengundurkan diri, menyebutnya "dokter wabah".
Setelah kenaikan jumlah pasien positif secara signifikan pada paruh kedua Juli, laju infeksi virus corona di Belgia tampaknya melambat selama seminggu terakhir.
Menurut data terbaru dari Public Health Institute Sciensano, rata-rata harian 588 infeksi virus corona tercatat antara 6 dan 12 Agustus, naik hanya 1 persen dari minggu sebelumnya.
Terlepas dari rata-rata nasional yang menjanjikan, ibu kota baru-baru ini mengalami lonjakan infeksi baru yang dramatis. Pada Rabu lalu, dewan kota Brussel mewajibkan penggunaan masker di semua ruang publik.
Baca Juga: Terungkap Petunjuk Penting Misteri Geng Pembunuh Sadis di Belgia Era 80-an
Secara total, 77.869 orang telah terinfeksi virus corona baru sejak wabah itu dan 9.935 pasien kehilangan nyawa.
Berita Terkait
-
Lagi! Patung Simbol Rasisme Tumbang, Kali Ini di Belgia
-
EKSKLUSIF: Keseharian Alex Gurning Pianist Dunia Berdarah Batak (Part 1)
-
Hampir 10 Tahun Dapat Kiriman Pizza Misterius, Pria Ini Stres dan Paranoid
-
Ketahuan Berpesta saat Lockdown, Pangeran Joachim Minta Maaf
-
Belgia Tak Akan Lockdown Jika Terjadi Gelombang Kedua Penyebaran COVID-19
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Pramono Sebut UMP Jakarta 2026 Naik, Janji Jadi Juri Adil Bagi Buruh dan Pengusaha
-
Polda Metro Bongkar Bisnis Aborsi Ilegal Modus Klinik Online: Layani 361 Pasien, Omzet Rp2,6 Miliar
-
Beda dengan SBY saat Tsunami Aceh, Butuh Nyali Besar Presiden Tetapkan Status Bencana Nasional
-
Kronologi Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon, Telepon Panik Jadi Awal Tragedi Maut
-
Gubernur Bobby Nasution Serahkan Bantuan KORPRI Sumut Rp2 Miliar untuk Korban Bencana
-
Gubernur Bobby Nasution Siapkan Lahan Pembangunan 1.000 Rumah untuk Korban Bencana
-
Misteri Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon, Polisi Periksa Maraton 8 Saksi
-
Rencana Sawit di Papua Dikritik, Prabowo Dinilai Siapkan Bencana Ekologis Baru
-
Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
-
Geledah Kantor dan Rumah Dinas Bupati Lampung, KPK Sita Uang Ratusan Juta Rupiah