Suara.com - Rabu (19/8/2020) pagi, Kapten Sanjoto, seorang pejuang veteran berusia 90 tahun mendapat tamu istimewa di rumahnya. Rumahnya didatangi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Usai sepedaan keliling Kota Semarang, Ganjar menyempatkan mampir di rumah Kapten Sanjoto.
Usianya sudah menginjak di 90 tahun, namun ingatan masih sangat baik. Ia masih mengingat kisah-kisah heroik saat melawan penjajahan Belanda dan Jepang.
Saat berbincang dengan Ganjar, Kapten Sanjoto mengajak Ganjar berkeliling dan memperlihatkan foto-foto masa mudanya, termasuk saat bertugas mengawal Presiden Soekarno hingga Jenderal Ahmad Yani.
"Saya juga pernah ditugaskan untuk mengawal Panglima Besar Jenderal Soedirman, saat itu ditandu untuk menyeberang jalan poros Wonogiri-Ponorogo. Itu di jalan banyak tentara Belanda, sampai aman hingga Jenderal Besar Soedirman bertemu Bung Karno," certia Kapten Sanjoto.
Namun di balik kisah heroik seorang Kapten Sanjoto, ada kisah pilu yang dirasakan. Selama bertahun-tahun, ia bersama keluarganya tinggal di sebuah rumah, di Jalan Belimbing Peterongan Kota Semarang tanpa kejelasan.
Kapten Sanjoto mengungkapkan, dulunya adalah tempat persinggahan petinggi PKI, DN Aidit.
Ketika mendapat perintah untuk melakukan penggrebekan di rumah itu, ia tidak menemukan DN Aidit. Kondisi rumah saat itu rusak parah, dan ada peta di dinding yang ditujukan bagi pengikut Aidit untuk kabur.
"Setelah itu, saya kan tinggal di hotel. Karena saya perwira, jadi tinggal di hotel. Komandan saya kemudian memberikan rumah itu kepada saya. Rumahnya rusak parah, kemudian saya dandani dan tempati sejak tahun 1969," jelasnya.
Baca Juga: Pemprov Jateng Tak akan Berhenti Lakukan Tes Covid-19 Demi Cegah Penularan
Sampai saat ini, status kepemilikan rumah yang ditempati Kapten Sanjoto bersama keluarga, belum jelas. Ia juga sempat mengurus hak atas rumah itu sejak 2004, tapi sampai sekarang belum ada kejelasan.
"Saya hanya ingin, rumah ini menjadi tempat berlindung saya menikmati masa tua bersama keluarga," terangnya.
Rumah yang ditempati Kapten Sanjoto memang jauh dari kata layak. Meski sudah ditembok, namun sering bocor saat hujan. Beberapa bagian atap juga sudah ambrol dan tembok retak-retak.
Ganjar pun langsung bergerak cepat. Melihat ada lurah dan camat yang hadir di kediaman Kapten Sanjoto, ia langsung memerintahkan untuk membantu mengurusnya.
"Beliau termasuk orang hebat, masih sehat dan sampai hari ini bisa menceritakan kisah perjuangannya saat gerilya melawan penjajah. Beliau juga menjadi pengawal Jenderal Besar Soedirman, pindah ke Tegal bersama Jenderal Ahmad Yani dan pernah mengawal Bung Karno. Kalau kita ingin mendengarkan cerita sejarah yang dilakukan pelaku, beliau ini veteran yang langka saat ini," kata Ganjar.
Namun saat ini, hal yang paling penting adalah membantu kehidupan Kapten Sanjoto. Rumah yang ditempatinya saat ini, yang merupakan tempat persinggahan DN Aidit di Semarang, tidak jelas statusnya.
Berita Terkait
-
Tak Ada Bendera Merah Putih di Alun-alun Rembang, Ganjar: Pemkab Abai
-
Jateng Produksi Padi Terbanyak se-Indonesia, Ganjar Pranowo Terimakasih
-
Tak Pasang Merah Putih di 17 Agustus, Ganjar Pranowo Tegur Bupati Rembang
-
Pematokan Proyek Tol Jogja-Solo Dimulai dari Purwomartani, Ini Penyebabnya
-
Panen Padi Terbanyak se-Indonesia, Jateng Raih Penghargaan dari Mentan
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
Terkini
-
Mendagri Tito Dapat Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh
-
'Mereka Mengaku Polisi', Bagaimana Pekerja di Tebet Dikeroyok dan Diancam Tembak?
-
Efek Domino OTT Bupati Ponorogo: KPK Lanjut Bidik Dugaan Korupsi Monumen Reog
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis
-
Jenderal Bintang Dua Terseret Sengketa Lahan Jusuf Kalla, Mabes AD Turun Tangan
-
Video Aksi Koboi di Tebet, Pulang Kerja Dihadang dan Diancam Tembak
-
Asfinawati Nilai Ada 'Main Politik' di Balik Mandeknya Kasus HAM di Kejagung
-
Ribka Tjiptaning Dilaporkan ke Bareskrim, Organisasi Sayap PDIP Singgung Pembungkaman Suara Kritis
-
Dipolisikan Buntut Ucapan Soeharto Pembunuh Rakyat, Ribka PDIP Tak Gentar: Dihadapi Saja
-
Diprotes Dewan, Pramono Bantah Ada Pemangkasan Anggaran Subsidi Pangan di 2026