Suara.com - Amerika Serikat (AS) dan Rusia menyambut baik undangan dari utusan khusus PBB untuk Suriah pada Rabu (19/8/2020), berpartisipasi dalam putaran ketiga pembicaraan Komite Konstitusi Suriah di Jenewa akhir bulan ini.
Pada pertemuan online Dewan Keamanan PBB (DK PBB), Geir Pedersen mendesak para pihak untuk menghadiri pertemuan tersebut "dengan itikad baik dan tanpa prasyarat."
“Saya terus mendorong seluruh anggota panitia untuk datang ke Jenewa siap terlibat secara sungguh-sungguh atas substansi tersebut, atas dasar agenda yang telah disepakati oleh para ketua bersama, tentunya tanpa ada prasyarat,” ujarnya dilansir laman Anadolu, Kamis (20/8/2020).
Dia memuji koordinasi Turki-Rusia di Suriah barat laut, memperingatkan dampak manusia dan sosial dari virus korona pada warga sipil.
Sementara itu, utusan Amerika PBB Kelly Craft, mengundang para delegasi untuk "melampaui diskusi sebelumnya dan secara langsung membahas reformasi konstitusi."
Dia menekankan bahwa pemerintahan Donald Trump mendukung penuh Pedersen dalam upayanya memfasilitasi keinginan komite untuk menyusun konstitusi baru.
Selain itu, utusan Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, menggarisbawahi pentingnya mempertahankan dialog politik dan mengatakan Rusia terus memiliki perwakilan khusus di komite dan memberikan dukungan yang diperlukan kepada warga Suriah.
Terlepas dari pandemi virus corona, babak baru pembicaraan damai Suriah akan dimulai pada 24 Agustus mendatang.
"Putaran terakhir pembicaraan gagal dimulai pada 29 November karena kesepakatan dalam agenda tidak dapat dicapai," kata Pedersen kepada wartawan pada saat itu.
Baca Juga: Heboh, Istri Seksi Cesc Fabregas Sebut Barack Obama Presiden Terburuk AS
Suriah telah terkunci dalam perang saudara yang ganas sejak awal 2011 ketika rezim Bashar al-Assad menindak protes pro-demokrasi dengan keganasan yang tak terduga.
Lebih dari 5 juta warga sipil telah menjadi pengungsi. Turki menampung 3,6 juta, lebih banyak dari negara mana pun di dunia.
Berita Terkait
-
Pede Banget, Presiden Donald Trump Maju Pilpres Tiga Periode
-
Presiden Venezuela Ingin Jadi yang Pertama Divaksin Covid-19 Buatan Rusia
-
Setelah Vaksin Covid-19 untuk Manusia, Rusia Kembangkan untuk Hewan
-
Dana Bantuan Covid-19 Malah Dibelikan Mobil Mewah, Sungguh Tega!
-
Nakal, Kucing Ini Gemar Curi Sepatu Tetangga hingga Terkumpul 50 Pasang
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO