Suara.com - Ratusan titik kebakaran mengamuk di hampir seluruh kawasan California, Amerika Serikat. Kondisi itu memaksa ribuan penduduk mengungsi.
Menyadur The Guardian, Kamis (20/8/2020), ribuan titik kebakaran muncul dipicu oleh fenomena petir dan gelombang panas. Angin kencang memperparah kondisi yang ada.
“Ini semacam pengepungan api yang luar biasa,” kata Daniel Swain, seorang ilmuwan iklim di Institut Lingkungan dan Keberlanjutan UCLA.
Menurut Gubernur California, Gavin Newsom, negara bagian itu tengah memerangi 367 kebakaran. Hal itu dia sampaikan lewat konferensi pers pada Rabu (19/8/2020).
"Kita tengah ditantang sekarang," kata Gavin Newsom.
Wilayah California dilaporkan telah mengalami fenomena sambaran petir 10.849 kali selama 72 jam.
Kombinasi fenomena itu dengan gelombang panas menyebabkan kebakaran hutan yang disebut Newsom tak wajar.
Saat ditanya mengenai solusi dari bencana iklim ini, di tambah masih adanya pandemi virus Corona dan masalah pemadaman listrik, gubernur menjawab singkat.
"Masa depan terjadi lebih dulu di sini," kata Gavin Newsom.
Baca Juga: Nakal, Kucing Ini Gemar Curi Sepatu Tetangga hingga Terkumpul 50 Pasang
Kebakaran hutan di kabupaten Napa, Sonoma dan Solano sekarang mencakup sekitar 46.225 hektar, menurut Cal Fire, badan pemadam kebakaran negara bagian.
Si Jago Merah telah menghancurkan setidaknya 50 bangunan dan sebagian besar api itu tetap tidak terkendali.
Fenomena ini terjadi hanya tiga tahun selepas kebakaran dahsyat yang menewaskan 22 orang dan menghancurkan banyak kilang anggur di wilayah tersebut.
Di California tengah, seorang pilot dalam misi menjatuhkan air di wilayah barat Fresno meninggal setelah helikopternya jatuh pada Rabu pagi, kata Cal Fire dalam sebuah pernyataan.
Arbelaez Brown, seorang warga yang pernah bekerja sebagai penjawab bencana untuk Palang Merah, mengatakan dia telah dilatih untuk menjaga akalnya, tapi tetap saja terguncang oleh ganasnya kebakaran.
“Api bergerak sangat cepat dan menelan semua yang ada di sekitar kami,” kata Brown.
Berita Terkait
-
Amerika Serikat dan Rusia Siap Hadiri Undangan PBB Bahas Suriah
-
Heboh, Istri Seksi Cesc Fabregas Sebut Barack Obama Presiden Terburuk AS
-
Perusahaan Ini Bayar Pasangan Rp 442 Juta untuk Bercinta di Ranjang Berbeda
-
Pede Banget, Presiden Donald Trump Maju Pilpres Tiga Periode
-
Dana Bantuan Covid-19 Malah Dibelikan Mobil Mewah, Sungguh Tega!
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Pemerintah Kaji Program Work from Mal, APBI Sebut Sejalan dengan Tren Kerja Fleksibel
-
KSAD Bongkar Ada Upaya Sabotase, Lepas Baut Jembatan Bailey di Wilayah Bencana
-
Lebih Rendah dari Bekasi dan Karawang, Buruh Desak Pramono Anung Revisi UMP Jakarta
-
Panglima TNI Respons Pengibaran Bendera GAM: Jangan Ganggu Pemulihan Bencana
-
Said Iqbal Protes Polisi Blokade Aksi Buruh ke Istana, Singgung Cara Militeristik
-
Setuju Bantuan Asing Masuk, Hasto: Kemanusiaan Bersifat Universal
-
Rakernas PDIP Januari 2026, Hasto: Lingkungan dan Moratorium Hutan Akan Dibahas
-
Kasus Izin Tambang Nikel Konawe Utara Dihentikan, Ini Penjelasan KPK
-
John Kenedy Apresiasi Normalisasi Sungai di Wilayah Bencana, Pemulihan Bisa Lebih Cepat
-
Presiden Buruh: Tidak Masuk Akal Jika Biaya Hidup di Jakarta Lebih Rendah dari Kabupaten Bekasi