Suara.com - Politikus sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah mengungkapkan alasannya tidak ikut tergabung dalam deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI.
Alasan itu ia ungkapkan ketika menjadi narasumber acara Indonesia Lawyers Club TV One, Selasa (18/8/2020).
"Enggak diundang sama Pak Gatot (Gatot Nurmantyo)," seloroh Fahri Hamzah kala ditanya sang pembawa acara, Karni Ilyas.
Ia lantas melanjutkan dengan jawaban yang lebih serius tentang alasan mengapa dirinya tidak ikut KAMI.
"Karena kita udah punya partai ya Bang Karni. Ya ada partai, ada ormas," jawab Fahri.
Diketahui saat ini Fahri tengah aktif mengurusi partai yang baru didirikannya bersama Anis Matta yakni Partai Gelora Indonesia.
Partai yang didirikan pada 28 Oktober 2019 itu itu bakal mengikuti Pemilu untuk pertama kalinya di tahun 2024 nanti.
Sementara itu, Koalisi Aksi Masyarakat Indonesia dideklarasikan pada Selasa (18/8/2020).
Sederet tokoh nasional di antaranya, Gatot Nurmantyo, Rocky Gerung, Din Syamsuddin dan Said Didu menghadiri Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang digelar di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat.
Baca Juga: Buat yang Kontra KAMI Disuruh Sadar Ini Bukan Korut atau China yang Komunis
Kendati tidak tergabung dalam KAMI, Fahri menegaskan dirinya tetap akan melanjutkan kritiknya terhadap pemerintah.
"Saya ini pengkritik semua pemerintah, saya mengkritik Pak SBY dua periode, mengkritik Pak Jokowi juga tapi kalau kita tahu apa sih sebenarnya itu," kata Fahri.
Ia menyoroti sistem feodalisme yang semakin mengkhawatirkan bangsa Indonesia.
"Memang feodalisme di negara kita itu dahsyat sekali kalau orang sudah memiliki banyak uang, banyak kekuasaan, itu yang menggerogoti di sekitarnya, membuatnya tidak rasional," ungkap politisi 48 tahun itu.
Pria kelahiran Sumbawa itu lantas menyentil soal simbol kegagahan yang sering ditampilkan untuk menunjukkan citra.
"Kan kekuasaan seperti itu, membangun mitos kebesarannya maka dia pakai mahkota, baju kebesaran, kegagahan supaya orang takut, supaya orang menjaga jarak," singgung Fahri.
Berita Terkait
-
Buat yang Kontra KAMI Disuruh Sadar Ini Bukan Korut atau China yang Komunis
-
Dubes Palestina Hadir di Acara KAMI, Din Syamsuddin: Ada Kesalahpahaman
-
Selama KAMI Lawan Penjajahan Asing dan Aseng Serta Komunis, PA 212 Dukung!
-
Mau Tahu Kenapa PA 212 Dukung KAMI, Simak Penjelasan Novel
-
Profil Gatot Nurmantyo yang Bergabung dengan KAMI
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO
-
Anggota DPR Ini Ingatkan Bahaya Pinjol: Banyak yang Ngira Itu Bisa Selesaikan Masalah, Padahal...
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan