Suara.com - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid alias HNW menyinggung kompetensi Nadiem Makarim yang diberi amanat menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Presiden Joko Widodo. Padahal Nadiem dinilai tidak memiliki latar belakang yang kuat di dunia pendidikan.
Nadiem pernah mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Brown, Amerika Serikat dengan mengambil jurusan Hubungan Internasional pada 2006. Kemudian ia juga memperoleh gelar Master of Business Administration di Harvard Business School.
"Kok Pak Jokowi mengangkat Pak Nadiem sebagai Menteri Pendidikan, kan latar belakang beliau sama sekali tidak terkait dengan ini? Kuliahnya juga tidak di Indonesia, pun juga beliau gelarnya baru MBA," kata HNW dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (20/8/2020).
Dia menuturkan, Pemerintahan Jokowi periode pertama, Kementerian Pendidikan dan Kementerian Riset dan Teknologi dipisah. Namun pada periode kedua dikepemimpinan Nadiem, dua Kementerian itu kembali dijadikan satu.
Dengan begitu, pendiri perusahaan transportasi online Go-jek tersebut juga mengurusi perguruan tinggi. HNW pun mempertanyakan kredibilitas Nadiem untuk mengurus perguruan tinggi.
"Jadi beliau yang enggak pernah kuliah di Indonesia, beliau yang tidak pernah ngurusin kampus, sekarang beliau yang menjadi orang pertama di Kemendikbud," ujarnya.
Menurut dia daripada menjadi Mendikbud, Nadiem lebih cocok menjadi Menteri yang mengurusi soal Ekonomi Kreatif. Hal itu tidak terlepas dari pengalamannya yang sukses mengembangkan perusahaan transportasi berbasis aplikasi online.
"Seandainya beliau waktu itu ditunjuk menjadi menteri urusan ekonomi kreatif mungkin lebih cocok," kata Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
"Tapi saya nggak tahu juga, kok pak Nadiem mau menerima amanat sebagai Menteri Pendidikan yang bukan bidang dia dan keahliannya tidak pernah teruji dalam hal ini?"
Baca Juga: Hidayat Nur Wahid Menentang Rencana Menag Terapkan Sertifikasi Penceramah
Berita Terkait
-
Berapa Lama Anies Baswedan Menjabat Mendikbud? Kritik Sistem Pendidikan Indonesia Sudah Kuno
-
Bongkar Penampakan Ijazah Gibran dengan Alumni MDIS Singapura, Apakah Sama?
-
Riwayat Pendidikan Gibran di Orchid Park Secondary School Disorot, Ini Fakta dan Profil Sekolahnya
-
Di Balik Kontroversi Ijazah Gibran Rakabuming Raka, Ini Profil Kampus MDIS Singapura
-
Blak-blakan Mahfud MD: Sebut Nadiem Makarim Orang Bersih Tapi Tak Paham Birokrasi
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Tolak Merger dengan Grab, Investor Kakap GoTo Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
Terkini
-
Bukan HP Pribadi, Terungkap Alat Komunikasi Nikita Mirzani Saat Live dari Rutan Pondok Bambu
-
Kuasa Hukum Sebut Kasus Roy Suryo Cs Bukan Proses Hukum Murni: Ada Tangan-tangan Kekuasaan
-
Jadi Tersangka Ijazah Palsu Jokowi, Rismon Ancam Tuntut Polisi Rp126 Triliun, Apa Pemicunya?
-
Geger Ijazah Jokowi, Rismon Tantang Nyali Publik: Layak Disebut Bangsa Pengecut Jika Takut
-
Rismon Pamer Buku 'Wapres Tak Lulus SMA': Minta Versi Digitalnya Disebarluaskan Gratis!
-
Menteri PPPA Soroti Kasus Gus Elham: Sentuhannya ke Anak Perempuan Bukan Bentuk Kasih Sayang
-
Usai BPKAD, Giliran Dinas Pendidikan Riau Digeledah KPK, Dokumen Apa yang Dicari?
-
Singgung Angka Sakti Presiden, Roy Suryo Minta Prabowo Selamatkan 8 Tersangka Kasus Ijazah Jokowi
-
Warga Sudah Resah dan Gelisah, PKS Minta Pramono Tak Gegabah Normalisasi Kali Krukut
-
Insentif Dapur Makan Bergizi Gratis Rp6 Juta per Hari Bukan Anggaran Baru, Ini Penjelasan BGN