Suara.com - Krisis migrasi terjadi di lepas pantai Afrika utara ditandai dengan dua tragedi terpisah sepanjang pekan ini yang menewaskan sedikitnya 55 orang.
Menyadur The Guardian, Kamis (20/8/2020), tewasnya puluhan migran disebabkan oleh kecelakaan kapal yang terjadi di lepas pantai Libya dan Kepulauan Canary.
PBB pada Rabu (19/8) malam mengatakan sebuah kapal karam di lepas pantai Libya akibat mesin meledak, menewaskan 45 orang, termasuk lima anak-anak.
Sementara pihak berwenang Spanyol menyatakan mayat sepuluh migran telah ditemukan di kapal yang setengah karam di dekat Kepulauan Canary, dalam bencana terbaru yang terjadi di rute migrasi alternatif menuju Eropa.
Badan PBB untuk pengungsi dan migrasi menyebut 37 orang dievakuasi oleh nelayan setempat setelah kapal mereka karam di dekat kota pesisir Libya Zwara pada Senin (17/8).
Para penyintas yang kebanyakan berasal dari Senegal, Mali, Chad, dan Ghana, dibawa ke daratan dan kini telah ditahan oleh otoritas berwenang setempat.
Bencana tersebut menjadikan jumlah korban tewas di rute migrasi itu sepanjang 2020 menjadi 302 orang. Kendati demikian, PBB menyebut tidak menutup jumlahnya bisa lebih tinggi.
Libya yang tengah dilanda perang merupakan rute utama bagi para migran yang ingin mencapai Eropa yang telah menampung sekitar 654.000 migran.
Namun dalam beberapa bulan terakhir, ratusan migran telah dilarang masuk ke Eropa. Mereka dihentikan di laut dan dikembalikan ke Libya.
Baca Juga: Amerika Serikat dan Rusia Siap Hadiri Undangan PBB Bahas Suriah
" Ada kebutuhan mendesak untuk memperkuat kapasitas pencarian dan penyelamatan saat ini guna menanggapi panggilan darurat," ujar PBB.
Pihak PBB memperingatkan bahwa Libya bukanlah alternatif yang aman, mengingat imigran dan pengungsi di negara itu berisiko terdampak konflik yang sedang berlangsung, pelanggaran hak asasi manusia yang parah, hingga penahanan tak berdasar setelah turun dari kapal.
Di tengah kekerasan yang terus berlanjut di Libya. banyak migran yang mencari rute baru untuk mencapai Eropa, salah satunya dengan menyeberang dari Afrika barat laut ke Kepulauan Canary Spanyol.
Pada Rabu (19/8) malam, layanan penyelamatan maritim Spanyol mengonfirmasi adanya 10 mayat di sebuah kapal yang setengah tenggelam di sekitar 85 mil selatan pulau Gran Canaria.
Penemuan itu dilakukan saat tim penyelamat menggeledah kawasan tersebut guna menemukan kapal berpenumpang 40 orang yang hilang usai meninggalkan Mauritania beberapa hari sebelumnya.
Badan Migrasi PBB mengatakan, dalam satu tahun terakhir, 357 imigran meninggal dunia di kapal akibat rute laut berbahaya dengan kondisi arus kuat dan jumlah penjaga pantai yang terbatas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
Terkini
-
Laka Maut Bus PO Cahaya Trans Tewaskan 16 Orang, Komisi V Minta Investigasi: Apa Ada Kelalaian?
-
Soal Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih, Sosiolog Dr. Okky: Presiden Seolah Bersembunyi
-
PKB Sambut Wacana Pilkada Dipilih DPRD, Sebut Itu Usulan Lama Cak Imin
-
Perumahan Tangguh Iklim, Kebutuhan Mendesak di Tengah Krisis Bencana Indonesia
-
Beli Cabai dari Petani Aceh, Rano Karno Pastikan Ketersediaan Pangan Jakarta Aman hingga Januari
-
OTT Jaksa Oleh KPK, Komjak Dorong Pembenahan Sistem Pembinaan
-
Pramono Larang Pesta Kembang Api Tahun Baru di Jakarta, 'Anak Kampung' Masih Diberi Kelonggaran
-
Insight Seedbacklink Summit 2026: Marketing Harus Data-Driven, Efisien, dan Kontekstual
-
WALHI Desak Pencabutan Izin Korporasi Pemicu Bencana Ekologis di Lanskap Batang Toru
-
Pilih Fokus Kawal Pemerintahan Prabowo, PKS Belum Tentukan Sikap Soal Pilkada via DPRD