Tindakan tersebut menimbulkan kecaman dari berbagai kalangan. Salah satunya adalah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI).
Melalui akun Twitter @walhinasional, WALHI mengecam tindakan represif yang dilakukan Pemerintah Provinsi NTT. Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid juga menyayangkan kasus kekerasan tersebut jika benar-benar terjadi seperti yang diberitakan media.
Beberapa pihak lainnya juga tidak tinggal diam melihat insiden. Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Forum Mahasiswa Nasional (FMN), dan Ikatan Tokoh Adat Pencari Kebenaran dan Keadilan (ITA PKK) pun ikut memprotes sikap oknum pemerintah.
5. Mendapat Intimidasi setelah Baju Adat dipakai Jokowi
Mirisnya, tindakan intimidasi itu terjadi beberapa saat setelah upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-75. Bahkan, Presiden Joko Widodo sempat menggunakan pakaian adat Timor Tengah Selatan saat upacara di Istana Kepresidenan pada Senin (17/8/20).
Sehari setelahnya, masyarakat pemilik baju adat tersebut justru kehilangan tempat tinggal. Kejadian ini kemudian menjadi bahan sindiran beberapa pihak terhadap pemerintah yang dinilai belum dapat menyelesaikan konflik. Padahal, awal sengketa masyarakat adat Besipae ini sudah terjadi sejak bulan Mei lalu.
Jika menilik ke belakang, konflik seperti yang terjadi di NTT ini bukanlah yang pertama di Indonesia. Terdapat kasus-kasus serupa yang terjadi di daerah lainnya. Dengan ini, pemerintah diharapkan dapat mencari jalan keluar atas konflik agraria di sektor infrastruktur, terutama dalam melindungi hak tinggal masyarakat setempat.
Itu dia fakta-fakta intimidasi masyarakat adat Besipae.
Kontributor : Theresia Simbolon
Baca Juga: Ketakutan dan Menangis, Anak-anak Warga Besipae Trauma Gas Air Mata Aparat
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO