Suara.com - Warga Xinjiang melakukan protes di media sosial setelah wilayahnya dikunci karena virus corona. Menyadur Channel News Asia pada Selasa (25/08/2020) virus ini kembali merebak dan menimbulkan wabah lokal.
Ratusan warga membanjiri media sosial lokal beberapa hari terakhir ini untuk mengeluhkan kondisi yang keras, termasuk terpaksa tinggal di rumah.
Setelah beberapa komentar dihapus, pengguna mencoba membanjiri forum lokal di platform Weibo mirip Twitter di Beijing, Shanghai dan Guangzhou.
Pengguna media sosial membagikan foto pintu depan yang disegel dengan linggis baja dan kunci dipasang oleh pekerja komunitas.
"Mengapa prefektur yang tanpa kasus tidak bisa menghapus penguncian? Mengapa Anda perlu mengunci seluruh Xinjiang?" tulis warganet di Weibo, yang mendapat ribuan like.
"Pintu-pintu ditutup, ini sangat tidak nyaman bagi para pekerja dan kehidupan orang-orang. Harga barang-barang juga naik, banyak barang yang saya beli sudah kadaluwarsa."
Hanya sedikit informasi yang dirilis oleh pihak berwenang tentang cluster Xinjiang sementara pemerintah daerah lain di China memberikan informasi tentang pergerakan pasien secara rinci.
banyak foto yang beredar tentang warga yang ditangkap dengan borgol dan dilaporkan sebagai hukuman karena meninggalkan rumah mereka.
Beberapa penduduk juga menulis bahwa mereka dipaksa oleh pihak berwenang untuk minum obat China setiap hari, dan diminta untuk merekam diri mereka sendiri saat melakukannya.
Baca Juga: Klaster Xinjiang Berangsur Sembuh, Kasus Covid-19 di China Turun
Satu video pada hari Sabtu menunjukkan puluhan warga di Urumqi, ibu kota Xinjiang berteriak dari jendela rumah mereka dengan putus asa.
Pekerja migran yang terdampar, mahasiswa, pelancong bisnis dan turis juga mengeluh karena tidak dapat meninggalkan Xinjiang.
"Saya bahkan telah melakukan tiga tes asam nukleat tapi pekerja komunitas tidak mengizinkan saya pergi," tulis seorang pengguna dalam kolom komentar yang dijalankan oleh People's Daily, media yang dikelola pemerintah.
Pada konferensi pers Kamis lalu, pejabat kesehatan lokal di Xinjiang mengatakan bahwa situasi epidemi tetap rumit dan parah.
Sekitar setengah dari 21 juta orang Xinjiang adalah etnis Uighur dan Muslim Turki lainnya dan banyak dari mereka mengeluhkan penindasan politik dan agama selama beberapa dekade oleh Partai Komunis yang berkuasa di China, yang dibantah oleh pemerintah.
Aktivis menuduh pemerintah China memenjarakan sekitar satu juta orang Uighur dan orang Turki lainnya di kamp Xinjiang. Beijing menggambarkan mereka sebagai pusat pelatihan kejuruan untuk melawan radikalisme Islam.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Bikin 'Sus'! KPU Bantah Ubah Data Gibran, tapi Akui Selidiki Perubahan Tampilan Website
-
Marak Kasus Anak Keracunan MBG, Kepala BPOM Buka Suara: Ini Pembelajaran Bagi Kita
-
Instruksi Bahlil: Kader Golkar Wajib Peka Sosial dan Kawal Program Nasional Tanpa Kompromi
-
Ada 400.000 Lowongan Kerja di Jerman, Pemerintah Push SMK Genjot Skill Bahasa Asing Sejak Kelas 1
-
Wamen Stella Jelaskan Skema Sekolah Garuda: 80 Persen Gratis 20 Persen Berbayar, Prioritas Prestasi!
-
Tiga Kecelakaan dalam Sebulan, TransJakarta Gandeng KNKT Audit Total, Gubernur DKI Turun Tangan
-
Jelang Hari Tani 2025, AGRA Sebut Kebijakan Agraria Pemerintahan Prabowo Hanya Untungkan Elite
-
Gara-gara Tak Dibuatkan Mie Instan, Suami di Cakung Tega Bakar Istri hingga Tewas
-
Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
-
Pemda Diingatkan Mendagri Agar Realisasikan Pendapatan dan Belanja Sesuai Target