Suara.com - Seorang bocah berusia lima tahun di negara bagian Uttar Pradesh, India meninggal diduga karena kelaparan. Namun pihak berwenang mengatakan bahwa ia meninggal karena sakit.
Menyadur Gulf News, Kamis (27/8/2020), bocah tersebut tinggal bersama keluarganya di desa Nagla Vidhichand di Agra. Keluarganya dilanda kemiskinan akibat sang ayah tidak dapat bekerja lantaran sakit.
"Tidak ada yang bisa dimakan di rumah ... tidak sedikit pun. Kami biasa meminta bantuan tetangga kami, atau tidur lebih awal untuk mengatasi kelaparan. Saudara laki-laki saya meninggal selama demonetisasi." ujar Pooja, salah satu anggota keluarga tersebut dikutip dari Gulf News.
Kabarnya, ketika laporan berita tentang kematian itu menjadi viral, NHRC (Komisi Hak Asasi Manusia Nasional) mengeluarkan pemberitahuan kepada pemerintah Uttar Pradesh, meminta Kepala Sekretaris untuk menyerahkan laporan terperinci dalam waktu empat minggu.
"Seorang gadis tak berdosa berusia lima tahun rupanya meninggal karena kelaparan dan penyakit, sementara sejumlah skema kesejahteraan sosial dijalankan oleh pemerintah pusat dan negara bagian," lapor NHRC.
Laporan tersebut menyebutkan bantuan dan rehabilitasi yang diberikan oleh pemerintah setempat tidak sampai kepada keluarga.
Menanggapi hal tersebut, Hakim Distrik Agra dalam video yang dibagikan di media sosial menyatakan bahwa gadis kecil tersebut meninggal karena sakit dan bukan karena kelaparan.
"Gadis berusia lima tahun telah diberi susu pada hari dia meninggal." ujar Prabbhu N Singh, Hakim Distrik Agra.
"Kami menemukan bahwa dia muntah dan diare selama enam hari. Pada hari kematiannya dia telah diberi susu dan muntah. Ibunya bekerja sebagai pekerja harian. Saat dia pulang, anaknya sudah meninggal. Keluarganya miskin tapi penyebab kematiannya adalah penyakit." jelas Prabbhu N Singh.
Baca Juga: Usir Kesepian saat Lockdown, Orang-orang di India Adopsi Anjing
Dia menambahkan bahwa petugas sudah dikirim ke desa gadis tersebut untuk menanyakan bantuan kesejahteraan sosial pemerintah mana yang tidak diterima.
Keluarga tersebut mengklaim mereka tidak memiliki makanan, atau kartu bantuan, yang diberikan kepada rumah tangga yang memenuhi syarat untuk membeli biji-bijian makanan bersubsidi dari Sistem Distribusi Publik (di bawah Undang-Undang Ketahanan Pangan Nasional).
Mereka menambahkan bahwa pasokan listrik mereka telah terputus lebih dari setahun yang lalu setelah mereka menunggak tagihan sebesar 7.000 rupee (Rp 1,3 juta).
Pemimpin Kongres Priyanka Gandhi Vadra menulis di akun Twitternya tentang insiden tersebut, menanyakan mengapa Ketua Menteri UP Yogi Adityanath dan pemerintahannya tidak memperhatikan kekhawatiran orang miskin.
Akun @IndieGourmand menulis: "Tidak ada rasa malu sama sekali dalam administrasi UP - tidak ada tanggung jawab atas kegagalan mereka dalam merawat yang kurang mampu! Semoga orang-orang dari UP akan memilih seseorang yang lebih welas asih lain kali!"
Akun @sarithnnair berkomentar: "Efek pandemi mulai menunjukkan tanda-tanda buruknya. Ingatlah untuk semua berita yang dilaporkan seperti ini, ada ribuan yang tidak dilaporkan."
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta
-
Masih Nunggak, Kejagung Sita Aset Musim Mas dan Permata Hijau Group
-
Sultan Najamudin: Semua Mantan Presiden RI yang Telah Berpulang Layak Diberi Gelar Pahlawan
-
Tragis! Siswa Internasional Pahoa Jatuh dari Lantai 8: Fakta Baru Terungkap