Suara.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, selalu mengenakan pakaian adat Nusantara setiap Kamis pekan keempat. Setelah Kamis pekan keempat bulan lalu ia tampil dengan baju Adat Dayak Kenyah asal Kalimantan, hari ini, Kamis (27/8/2020), Ganjar tampil ganteng dengan baju Adat Melayu.
Bedanya, kali ini ia memilih memadukan beberapa pakaian adat. Baju yang dipakai berasal dari Padang. Baju koko berwarna merah itu, ia pakai dengan celana panjang berwarna serupa.
Namun ikat kepala yang ia pakai bukanlah pasangan dari baju adat asal Padang, melainkan dari daerah lain. Sementara sarungnya, ia memilih memakai sarung dari Makassar.
"Ini baju adat Melayu, tapi Melayunya mana ya ini, saya lupa. Soalnya saya punya koleksi baju Melayu banyak. Ada dari Bengkulu, Sumatera Barat, Riau dan lainnya," kata Ganjar ditemui di ruangannya, Jateng, Kamis (27/8/2020).
Saking banyaknya koleksi baju adat Nusantara milik Ganjar, ia mengatakan kadang kebingungan saat hendak mengenakannya. Misalnya hari ini, saat ia mengenakan baju adat Padang, ia mencari sarung pasangannya tidak ketemu.
"Saya cari sarungnya ndak ketemu, makanya saya pakai sarungnya ini dari Makassar. Yang penting gayanya seperti orang Melayu kan. Soalnya saya punya banyak, termasuk ada dari Kalimantan Barat itu juga mirip-mirip," jelasnya sambil tertawa.
Ganjar mengatakan gemar mengoleksi baju adat Nusantara. Semua baju adat itu ia beli sendiri di tempatnya masing-masing. Saat berkunjung ke suatu daerah, cideramata yang selalu dicari saat ini adalah baju adat.
"Saya itu, kalau pergi ke suatu daerah, selalu mencari suvenir apa yang paling unik. Kalau dulu saya hobi koleksi kaos oblong, sekarang mulai tertarik mengoleksi baju adat Nusantara. Soalnya setiap Kamis pekan keempat, di Pemprov Jateng kan pakai baju adat Nusantara, makanya saya kumpulkan. Setiap kunjungan ke beberapa daerah, saya pasti cari dimana toko yang jual baju adat, langsung saya beli," jelasnya.
Meski hobi mengoleksi baju adat Nusantara, namun Ganjar mengatakan tidak begitu memahami secara detil filosofi dari baju-baju yang ia kenakan itu. Namun menurutnya, pasti semua baju adat memiliki filosofi yang menarik untuk dikaji.
Baca Juga: Pastikan Tembakau Petani Terbeli, Ganjar Pranowo Kunjungi Pabrik Rokok
"Saya nggak tahu filosofisnya. Yang menarik bagi saya adalah karya budayanya. Umpama ikat kepala ini, saya ndak tahu namanya apa, tapi dari bentuk dan cara mengikatnya seperti ini, pasti punya makna filosofis yang mendalam. Saya senang saja, kualitas kainnya bagus-bagus dan warnanya beragam," jelasnya.
Ia mengatakan memiliki banyak koleksi baju adat Nusantara di rumahnya. Meski begitu, ia masih mengidamkan banyak baju adat lain, karena kekayaan dan keragaman budaya Indonesia begitu besar.
"Soalnya beda-beda. Dulu saat saya pakai baju adat dari NTT, saya kira semua sama. Ternyata beda-beda, ada yang lapor ke saya, pak suku saya ndak seperti itu, di tempat saya beda pak. Padahal masih satu provinsi. Makanya saya masih terus akan memburu beragam koleksi baju adat," ucapnya.
Meski begitu, Ganjar harus menunda perburuan koleksi baju adatnya, mengingat ia belum bisa leluasa pergi ke daerah lain akibat pandemi Covid-19.
"Target dalam waktu dekat yang mau saya beli, ya tergantung kunjungan. Saya justru yang belum punya itu dari Jawa Timur, karena itu unik. Yang paling mencolok dari baju adat Jatim itu dari Madura. Saya kepengen punya baju adat Madura," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Pastikan Tembakau Petani Terbeli, Ganjar Pranowo Kunjungi Pabrik Rokok
-
Ganjar Pranowo ke Temanggung Minta Petani Tembakau Batalkan Demo ke Istana
-
Tak Pakai Masker, Pejabat di Grobogan Kena Tegur Gubernur Ganjar
-
Hadapi Pandemi, Ganjar Pranowo Minta Pramuka Ambil Tindakan Konkret
-
Tegur Anak Buah Lalai Protokol Kesehatan, Ganjar: Kok Nggak Pakai Masker?
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Update Jalur Aceh: Geumpang-Pameu Akhirnya Tembus Mobil, Tapi Akses ke Kota Takengon Masih Lumpuh
-
Kejagung Siapkan Jurus Ekstradisi, 3 Buron Kakap Jurist Tan hingga Riza Chalid Siap Dijemput Paksa
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Kementerian P2MI Paparkan Kemajuan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Hadapan Komite PBB
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat
-
BGN Larang Ada Pemecatan Relawan di Dapur MBG Meski Jumlah Penerima Manfaat Berkurang
-
KPK Akui Sedang Lakukan Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi di PT LEN Industri
-
KPK Periksa Lagi Bos Maktour Usai Penyidik Pulang dari Arab, Jadi Kunci Skandal Kuota Haji
-
Buntut Kayu Gelondongan di Banjir Sumatra, Puan Bicara Peluang Revisi UU Kehutanan