Suara.com - Ilmuwan China berhasil menciptakan spesies babi yang mampu kebal dari tiga penyakit menular. Hal itu dilakukan lewat rekayasa genetik.
Menyadur Asia One, Rabu (16/9/2020), spesies ini adalah satu-satunya babi di dunia yang dapat melawan virus sindrom reproduksi dan pernapasan babi, serta virus gastroenteritis yang dapat menular.
Dua virus terakhir disebut sangat menular dan mematikan di mana dapat menyebabkan kerugian besar pada produksi babi, kata Akademi Ilmu Pertanian China.
Sementara itu, babi hasil rekayasa genetika memiliki produksi daging dan kinerja reproduksi yang normal, berdasarkan studi bertahun-tahun, kata akademi itu.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi baru untuk pengembangbiakan spesies babi baru yang tahan terhadap penyakit.
Saat ini belum ada metode yang aman dan efektif untuk mencegah atau mengendalikan ketiga penyakit tersebut.
Tahun lalu saja, berbagai jenis penyakit menular hewan menyebabkan kerugian ratusan miliar dolar bagi industri babi di seluruh dunia, kata akademi tersebut.
Para peneliti menciptakan spesies babi dengan pengeditan gen yang menonaktifkan dua protein yang berfungsi sebagai tameng bagi babi untuk tidak terinfeksi ketiga virus tersebut.
Penelitian, yang dilakukan bersama oleh berbagai lembaga termasuk Universitas Pertanian Huazhong, di Wuhan, Cina dan Universitas Guelph, Kanada, dipublikasikan secara online di jurnal biologi internasional eLife pada awal September.
Baca Juga: Berkat Pelabuhan Antariksa Terapung, China Berhasil Salip SpaceX
Rekayasa genetik dibidang peternakan memang tengah marak terjadi di berbagai belahan dunia.
Masih menyadur Asia One, ilmuwan Amerika Serikat dan Britania Raya juga memantaafkan teknologi itu untuk menciptakan pangan hewani yang lebih berkualitas.
Menggunakan alat pengeditan gen yang disebut CRISPR-Cas9, para lmuwan AS dan Britania Raya berhasil menciptakan babi, kambing, dan sapi yang genetikanya telah diubah untuk menghasilkan sperma dengan ciri-ciri seperti tahan penyakit dan kualitas daging yang lebih tinggi.
Proses tersebut dapat membantu peternak memelihara hewan yang lebih sehat dan produktif dengan menggunakan lebih sedikit sumber daya seperti pakan, obat-obatan, dan air, kata mereka.
"Dengan teknologi ini, kita bisa mendapatkan penyebaran yang lebih baik dari sifat-sifat yang diinginkan dan meningkatkan efisiensi produksi makanan," kata Jon Oatley, seorang ahli biologi reproduksi di Washington State University di Amerika Serikat, yang ikut memimpin penelitian tersebut.
Berita Terkait
-
Waduh! Ada Peternakan Babi Ilegal di Dekat Bandara Hang Nadim
-
Vaksin Virus Corona Buatan China Diklaim Siap Untuk Umum November Mendatang
-
China Respon Laporan Indonesia, Klaim Kapalnya Tak Masuk ZEE RI
-
Erick Thohir Ajak MUI ke China untuk Uji Kehalalan Vaksin Corona
-
China Klaim Vaksin Covid-19 Buatannya Siap Digunakan pada Bulan November
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
Terkini
-
Ribka Tjiptaning Dilaporkan ke Bareskrim, Organisasi Sayap PDIP Singgung Pembungkaman Suara Kritis
-
Dipolisikan Buntut Ucapan Soeharto Pembunuh Rakyat, Ribka PDIP Tak Gentar: Dihadapi Saja
-
Diprotes Dewan, Pramono Bantah Ada Pemangkasan Anggaran Subsidi Pangan di 2026
-
Prabowo Terima Kunjungan Mantan PM Australia di Hotel Tempat Menginap, Ini yang Dibahas
-
Angka Perkawinan Anak Turun Jadi 5,9 Persen, KemenPPPA Waspadai Perubahan ke Nikah Siri
-
Jadi Lingkaran Setan Kekerasan, Kenapa Pelanggaran HAM di Indonesia Selalu Terulang?
-
Tindak Setegas-tegasnya! Geram Gubernur Pramono Soal 3 Karyawan Transjakarta Dilecehkan
-
Panas di Senayan: Usulan BPIP Jadi Kementerian Ditolak Keras PDIP, Apa Masalahnya?
-
Ahmad Luthfi Komitmen Berikan Pemberdayaan Kepada Perempuan
-
Ribka Dilaporkan ke Bareskrim soal Ucapan Soeharto Pembunuh, Pelapor Ada Hubungan dengan Cendana?