Suara.com - Ekonomi yang hancur karena kecamuk perang saudara dan pandemi virus Corona membuat keledai jadi komoditas berharga di Yaman.
Menyadur French24, Jumat (18/9/2020), keledai jadi barang berharga sebagai pengangkut air dan barang di tengah krisis ekonomi dan bahan bakar yang terus bergulir sejak 2015 atau saat dimulainya perang saudara.
Merosotnya perekonomian Yaman dalam lima tahun terakhir, membuat masyarakat tidak memiliki kemampuan finansial untuk membeli atau mengoperasikan mobil jenis SUV.
"Semakin tinggi harga bahan bakar dan biaya hidup, semakin banyak permintaan akan keledai," kata salah satu penjual keledai, Abu Mohammed.
Tidak ada bagian Yaman yang terhindar dari konflik, di mana pemberontak Houthi yang didukung Iran telah merebut sebagian wilayah utara dari pemerintah yang diakui secara internasional.
Sementara itu, inflasi yang merajalela membuat sebagian besar persediaan makan dan kebutuhan sehari-hari menjadi langka dan mahal.
Kota pelabuhan Aden kini berada di bawah kendali separatis Dewan Transisi Selatan--yang secara teknis merupakan sekutu pemerintah.
Mereka berselisih dengan para loyalis atas status masa depan wilayah tersebut.
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan tiga perempat dari 29 juta penduduk Yaman membutuhkan bantuan seiring negara tersebut kian terperosok lebih dalam ke jurang krisis.
Baca Juga: Viral Video Penggerebekan Houthi, Ditemukan KTP Indonesia dan Uang Rupiah
Kondisi Yaman yang makin memperihatinkan bahkan membuat PBB menyebut hal itu sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Satu liter (seperempat galon) bensin sekarang dijual seharga 0,50 dolar AS atau sekitar Rp7.300, di mana penghasilan para guru hanya kurang dari $ 25 dolar A atau sekitar Rp360 ribu sebulan.
Krisis Yaman memaksa warganya seperti kembali ke masa lalu, yakni menjadikan keledai sebagai komoditas penting dalam menjalani hidup sehari-hari.
Di Aden, keledai sejatinya merupakan transportasi yang umum sebelum adanya transportasi modern saat ini.
"Kadang-kadang bensin tidak dapat ditemukan selama dua minggu. Orang-orang kembali ke metode yang lebih sederhana," kata Mohammed.
Ayah sembilan anak berusia 38 tahun, yang terlihat jauh lebih tua dari usianya, beralih ke perdagangan keledai dua tahun lalu setelah dia kehilangan pekerjaan.
Berita Terkait
-
Covid-19: Yaman di Tengah Krisis Kemanusiaan dan Konflik Berkepanjangan
-
Detik-detik Satu Keluarga Hanyut saat Nekat Kendarai Mobil Menerjang Banjir
-
Kemendagri: Temuan KTP WNI di Markas ISIS Yaman Diduga Palsu
-
Ada KTP WNI Saat Penggerebekan Markas ISIS Yaman, Ternyata Warga Mojokerto
-
KTP dan Rupiah di Markas ISIS Yaman, Paranormal: Indonesia Oh Indonesia
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945
-
Lisa Mariana Sumringah Tak Ditahan Polisi Usai Diperiksa Sebagai Tersangka: Aku Bisa Beraktivitas!
-
Menhut Klaim Karhutla Turun Signifikan di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo, Ini Kuncinya
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan
-
Efek Jera Tak Mempan, DKI Jakarta Pilih 'Malu-maluin' Pembakar Sampah di Medsos
-
Menas Erwin Diduga 'Sunat' Uang Suap, Dipakai untuk Beli Rumah Pembalap Faryd Sungkar
-
RDF Plant Rorotan, Solusi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan
-
KPK Cecar Eks Dirjen Perkebunan Kementan Soal Pengadaan Asam Semut
-
Buka Lahan Ilegal di Kawasan Konservasi Hutan, Wanita Ini Terancam 11 Tahun Bui