Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah membeberkan alasannya mengapa kini menyatakan dukungannya kepada pasangan Calon Wali Kota Gibran Rakabuming Raka - Teguh Prakosa dalam Pilkada Solo 2020.
Ia menjelaskan bahwa perubahan pasti terjadi dalam kehidupan, tak terkecuali dalam dinamika politik.
"Semua orang berubah Bang Karni, tidak ada yang pasti kecuali perubahan itu sendiri," kata Fahri dalam tayangan Indonesia Lawyers Club TV One, Selasa (22/9/2020).
Ia menyatakan bahwa perubahannya tak luput dari pembentukan baru yang ia pimpin bersama Anis Matta, Partai Gelora Indonesia.
"Mereka punya dinamika yang saya tidak bisa kenalikan sepenuhnya karena itu adalah dinamika rakyat yang sebenarnya fair," ujar Fahri.
Politisi asal Sumbawa itu lantas menjelaskan jika perubahan bisa terjadi di semua tingkatan, bukan hanya di level politik atas, namun juga dalam proses demokrasi rakyat.
"Semua terjadi di semua tingkatan. Rakyat memilih semua orang yang mereka pilih. Kadang-kadang rakyat juga memilih kotak kosong. Jadi itu dinamika demokrasi, hak rakyat di tingkat bawah," tutur Fahri menegaskan alasan dukungannya dalam Pilkada 2020.
"Jadi saya kira kita semua netizen dan kita semua berubah," tukas Fahri.
Bukan Dinasti
Baca Juga: Termasuk Mantan Presiden RI, Ini Tim Jurkam Gibran-Teguh
Sebelumnya, Fahri mendapat banjir kritik dari publik dan sejumlah tokoh atas sikap partainya mendukung pencalonan keluarga Presiden Joko Widodo dalam kontestasi Pilkada 2020.
Fahri mengelak jika pencalonan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka (Pilkada Solo), dan menantu presiden, Bobby Nasution (Pilkada Medan) merupakan sebuah langkah membangun dinasti politik.
Fahri berpendapat bahwa keterlibatan keluarga presiden adalah sebuah bentuk demokrasi lokal, bukan dinasti lokal.
"Memang ada perbedaanya karena istilah #DinastiLokal yang saya maksud adalah kekuatan lokal yang memerintah pra republik lahir," tulisnya pada Sabtu (19/9/2020).
Menurut Fahri, Pilkada bukan merupakan sebuah dinasti karena kekuasaan bukan diwariskan melainkan menganut sistem kalah dan menang.
"Dalam tradisi dinasti, pewaris kerajaan tidak mengambil risiko kalah menang. Dalam pilkada, peserta pilkada punya peluang kalah dan menang. Calon mengambil risiko. Tapi biar saja orang mengambil risiko. Anak Pak Jokowi dan anak Pak Maruf mengambil risiko. Bagus dong," jelas dia, Jumat (18/9/2020).
Berita Terkait
-
Termasuk Mantan Presiden RI, Ini Tim Jurkam Gibran-Teguh
-
Fahri ke Dokter Reisa: Pakai Obat Apa Tante? Sembuh Pakai Apa? Plis Deh
-
Rancang Konser Virtual, Gibran-Teguh Mulai Mendekati Milenial
-
Ramai Usulan Penundaan Pilkada 2020, Rudy dan Gibran Ikuti Keputusan KPU
-
Sebut Fahri Hamzah Berubah, Musni Umar: Saya Prihatin Ia Dibully Luar Biasa
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
- 10 Mobil Terbaik untuk Pemula yang Paling Irit dan Mudah Dikendalikan
Pilihan
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
Terkini
-
PBNU Ungkap Alasan Copot Gus Ipul dari Posisi Sekjen: Banyak SK Mandek
-
Ribuan Personel Gabungan Jaga Ketat Laga Persija vs PSIM di GBK: Suporter Diimbau Tertib
-
Rapat Harian PBNU Putuskan Rotasi Besar, Gus Ipul Dicopot dari Jabatan Sekjen!
-
Bocoran Baleg DPR: Kenapa RUU Danantara dan RUU Kejaksaan Dihapus dari Prolegnas 2026?
-
Bupati Mojokerto Ajak Karang Taruna dan Sentra Komunikasi Sosialisasi Ketentuan Cukai Ilegal
-
Dana Rp90 Miliar Raib di Akun Sekuritas, Korban Laporkan Mirae Asset ke Bareskrim
-
Jerat Impor Tembakau: Saat Petani Lokal Merugi dan Rokok Murah Mengancam Remaja
-
Banjir Kepung Sumatera: Puan Minta Pemerintah Gercep Evakuasi, Perintahkan Anggota DPR Turun
-
Bencana Ekologis Mengepung Indonesia, Wakil Ketua MPR Desak Pemerintah Percepat Aksi Iklim
-
Tegaskan Belum Hentikan Kasus Arya Daru, Polisi Buru 'Dalang' Medsos dan Dalami Sidik Jari Misterius