Suara.com - Presiden Brasil Jair Bolsonaro menghalau kritik internasional terkait krisis Amazon dengan menyebut negaranya memiliki undang-undang lingkungan terbaik.
Menyadur Channel News Asia, melalui pidato yang digunakan untuk membuka sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Selasa (22/9), Bolsonaro juga menyinggung soal penanganan pandemi virus corona.
Hutan hujan Amazon telah mengalami kebakaran besar dalam 10 tahun, sementara lahan basah Pantanal, yang tersebesar di dunia, memiliki titik api paling banyak yang pernah tercatat.
Para aktivis lingkungan pun menyalahkan Bolsonaro yang disebut memicu para peternak ilegal dan spekulan tanah membakar lahan dalam memenuhi kebutuhan pertanian.
Bolsonaro membantah tuduhan itu dan mengatakan pertanian Brasil telah mencukupi kebutuhan pangan satu miliar orang di dunia dam menyebut negaranya memiliki undang-undang lingkungan terbaik.
"Namun kami adalah korban dari salah satu kampanye informasi salah yang paling brutal tentang Amazon dan Pantanal," ujar Bolsonaro tanpa merinci informasi apa yang salah.
Pemerintahannya menyebut kritik terhadap kebijakn lingkungan hanyalah kedok proteksionisme di Eropa, di mana petani Brasil sebagai pesaing dan ancaman.
Presiden juga mengatakan pemerintahnya masih berkomitmen untuk menyelesaikan perjanjian pergadangan bebas antara Uni Erop dan blok perdagangan Amerika Selatan Mercosur.
Terkait pandemi, Bolsonaro menyalahkan media dengan menyebut telah mempolitiasi wabah virus corona dan menyebabkan kepanikan warga Brasil dengan seruan tinggal di rumah.
Baca Juga: 6 Menkes Dipecat dan Mundur karena Gagal Mengatasi Covid-19
Politisasi ini, sambungnya, menyebabkan kekacauan sosial di saat pemerintahnya mengambil langkah-langkah berani dalam meningkatkan geliat ekonomi guna menghindari krisis yang lebih parah.
Sejumlah aktivis lingkungan memprotes Bolsonaro di luar markas PBB pada Senin (21/9).
Mereka membawa spanduk bertulisan "Brasil terbakar" dan "Tidak ada hutan, tidak ada masa depan", untuk menarik perhatian terkait perusakan hutan hujan yang menurut para ilmuwan merupakan faktor penting dalam mengekang laju perubahan iklim.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Usai Ada Putusan MK, Prabowo Diminta Segera Tarik Polisi Aktif dari Jabatan Sipil
-
Gaungkan Jurnalisme Berkualitas, Forum Pemred Gelar Run For Good Journalism 2025 Besok
-
Tak Berkutik! Pria Viral yang Siksa dan Jadikan Pacar Komplotan Kriminal Diringkus di Cilincing
-
Tingkatkan Literasi Perlindungan Jaminan Sosial Pekerja, BPJS Ketenagakerjaan Gelar Acara Bedah Buku
-
Dari Duren Sawit ke Padalarang: Polda Metro Ungkap Penyelundupan Pakaian Bekas Impor 207 Ballpress!
-
Kejuaraan Atletik Asia Tenggara, Sumut Catatkan Rekor Baru
-
Manfaatkan Aset Daerah, Pemprov Sumut Ajukan Ranperda Tambahan Modal ke Bank Sumut
-
41 Ribu Siswa di Nias Nikmati Sekolah Gratis Program PUBG Mulai Tahun Depan
-
Ketua DPD RI Dorong Investasi Transportasi dan Mobilitas Berkelanjutan di COP30 Brasil
-
Komisi III DPR Bakal Bentuk Panja Reformasi Polri hingga Pengadilan, Bakal Disahkan Pekan Depan