Suara.com - Sebanyak 7 kilogram ganja kering dan 141 gram sabu ditemukan sebagai barang bukti oleh Polda Papua dan diamankan di Timika dan Jayapura. Salah satu tersangka berasal dari Papua Nugini.
Sementara itu, Menteri Kepolisian Papua Nugini, Bryan Kramer mengaku sedang kelimpungan lantaran lembaganya kacau balau. Ia mengakui oknum polisi di negaranya terlibat dalam kejahatan yang terorganisir.
Para tersangka pengedar narkoba itu langsung ditindak dan barang bukti diuji laboratorium yang kemudian dimusnahkan.
Dirnarkoba Polda Papua Komber Totok Triwibowo, dalam keterangannya pada Selasa (15/9/2020), mengatakan jangan sampai peredaran narkoba berkembang cepat seperti di daerah lain.
“Kami akan selalu berkoordinasi dengan pihak BNN (Badan Narkotika Nasional) dan beberapa jajaran lainnya guna menekan angka peredaran narkotika di pasar gelap,” jelasnya.
Totok berharap kerja sama dengan beberapa instansi ini dapat memutuskan penyebaran narkoba di Jayapura.
Diketahui ada 16 tersangka dari peredaran narkoba tersebut dan salah satu di antaranya berasal dari Papua Nugini.
Papua Nugini sendiri memiliki badan publik yang terlibat dalam penyelundupan narkoba, penyelundupan senjata, dan pencurian tanah.
Menteri Kepolisian Papua Nugini, Bryan Kramer mengatakan kepolisian memang terlibat dalam kejahatan yang terorganisir, sindikat narkoba, penyelundupan senjata api, pencurian bahan bakar, penipuan asuransi, dan bahkan penyalahgunaan tunjangan polisi.
Baca Juga: Divonis 6 Tahun Penjara, Walkot Medan Nonaktif Dzulmi Eldin Ajukan PK
“Kepolisian kami benar-benar kacau. Mereka bertugas untuk memberantas korupsi, tapi mereka lah yang menjadi lembaga terdepan dalam tindakan korupsi. Pemerintah saat ini sedang mengerjakan reformasi besar-besaran ke kepolisian, dari atas ke bawah,” jelasnya.
Dalam unggahannya di Facebook, Kramer mengatakan mungkin saja ia akan dibunuh atas aksi reformasinya itu.
Manning, bagian dari reformasi layanan Kramer, menerapkan sistem “satu teguran dan Anda keluar” untuk polisi korupsi, kekerasan, atau pelanggaran disiplin.
Polisi yang melakukan kejahatan dan penyalahgunaan kekuasaan diperintahkan untuk menyerahkan seragam, lencana, dan senjata mereka.
Atas kejahatan yang dilakukan oleh kepolisian, pemerintah Papua Nugini saat ini berada di ambang kehancuran. Mereka kekurangan pasukan polisi dan secara kronis kekurangan dana yang kemudian dari beberapa laporan diketahui didanai oleh pemerintah Australia.
Pemerintah Papua Nugini kini telah memangkas pengeluaran sebesar 2,3 miliar kina (Rp 9,4 triliun).
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar