Suara.com - Sebuah foto lawas yang diduga merupakan seorang tahanan di tahun 1966 beredar di sosial media. Foto itu menampilkan seorang pria yang sedang membaca Al quran.
Akun Twitter @potretlawas mengunggah foto tersebut pada Rabu (30/9/2020). Ia mengunggah sebuah foto berwarna yang diklaim memotret momen di masa paruh pertama tahun 1966.
Seorang pria tampak duduk bersila di atas tikar anyaman rotan sembari membaca Al quran.
Ia menghadap tembol yang sudah berlubang di sejumlah bagiannya. Beberapa baju juga bergelantungan di paku yang menancap di tembok biru itu.
Sementara di salah satu bagian tembok, terdapat goresan membentuk tabel yang tampak diukir menggunakan alat seadanya.
Narasi yang dibubuhkan oleh akun @potretlawas itu menyebut jika pria yang tengah membaca Al quran adalah seorang tahanan kiri, dan goresan tabel di tembok itu adalah jumlah hari yang telah ia lalui di dalam penjara.
"Satu hari dalam hidup seorang tahanan kiri di Jawa, paruh pertama 1966. Kita bisa lihat, si pria komunis tengah membaca Qur'an. Lengkap berpeci. Sementara di dinding tergores kotak-kotak penghitung jumlah hari yang sudah dilaluinya dalam bui," demikian keterangan foto yang ditulis akun Twitter tersebut.
Belum diketahui secara pasti keaslian gambar tersebut apakah benar merupakan potret yang diambil di masa-masa krusial Indonesia melawan komunisme di tahun 1966 atau bukan.
Namun, potret itu kemudian seolah menunjukkan perwujudan yang lain dari orang-orang berpaham 'kiri'.
Baca Juga: Hikayat Hutan Plumbon, Persemayaman Korban G30S PKI, Tertulis Nama Moetiah
Pasalnya, selama ini paham kiri selalu diidentikkan dengan paham anti agama. Sementara potret itu menunjukkan bahwa pria berkaos putih tengah membaca sebuah kitab suci agama Islam.
Komunisme masuk Indonesia
Analis politik dari lembaga Political and Public Policy Studies Jerry Massie mengatakan dalam sejarah, paham komunis lebih condong ke kaum buruh dan seruan mereka agar semua manusia yang tertindas bangkit.
Bahkan Theimer mengatakan gagasan tentang kekayaan merupakan milik semua pemilikan bersama lebih baik daripada milik pribadi.
"Barangkali kalau tak dilihat dalam kacamata dogmatis maka berbahaya. Memang ajaran Marx ini populer tetapi pada era 90-an, dimana Jerman Timur awalnya komunis bergabung dengan Jerman Barat," kata Jerry dalam webinar Political and Public Policy Studies yang bertajuk: Penggalian Fosil Komunisme untuk Kepentingan Politik?
Begitu pula, Glasnot dan Perestroika di Uni Sovyet pada 1991 terpecah sampai ke Yugoslavia.
Berita Terkait
-
Survei: Kerja Sama RI dan Cina Murni Bisnis, Nggak Ada Kaitan PKI
-
Hikayat Hutan Plumbon, Persemayaman Korban G30S PKI, Tertulis Nama Moetiah
-
Cerita Mbah Margo, Kakek yang Diminta Masuk Luweng untuk Cari Jasad PKI
-
Sejak Kapan Komunis Muncul di Dunia dan Masuk Indonesia, Siapa yang Bawa?
-
Fadli Zon Klaim Punya Bukti PKI Dalang Kudeta 30 September 1965
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar
-
Jurus Prabowo Setop Wisata Bencana: Siapa Pejabat yang Disentil dan Mengapa Ini Terjadi?
-
Gus Yahya Ajak Warga Nahdliyin Bersatu Hadapi Tantangan, Terutama Bencana Sumatra