Suara.com - Kolaborator LaporCovid19 yang juga Dosen Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Herlambang P. Wiratraman, mengingatkan pemerintah untuk mengantisipasi ketersediaan kamar di rumah sakit di tengah pandemi Covid-19.
Herlambang menuturkan, penyelenggaran Pilkada belum dimulai namun kamar di rumah sakit sudah penuh terisi oleh pasien Covid-19.
"Treatment, rumah sakit sudah penuh. Belum Pilkada saja sudah banyak yang indent, saya kira cuma mau beli kendaraan saja yang indent ternyata mau masuk kamar rumah sakit sudah mulai (penuh), ini fenomena yang harusnya dibaca," ujar Herlambang dalam Kelas Umum Pandemi 8 Antara Hak Pilih & Hak Hidup : Pilkada Saat Pandemi secara virtual, Rabu (30/9/2020)
Karena itu kata Herlambang, 3T yakni testing, tracing dan treatment harus dilakukan secara masif.
"Ini bisa kebayang enggak kalau misalnya tracing nggak ada testing nggak masif juga treatment," ucap dia.
Herlambang menuturkan, tren angka kasus Covid-19 di beberapa kabupaten Jawa Timur terus meningkat. Kemudian rumah sakit juga sudah dipenuhi pasien Covid-19.
"Sepertinya kalau keluar ke ruang publik sepertinya nggak ada apa-apa, sementara rumah sakit terus dipenuhi oleh pasien-pasien covid yang rata-rata mungkin karena tes tidak dilakukan preventifnya tidak dipercepat," ucap dia.
Bahkan kata Herlambang, banyak pasien Covid-19 yang datang ke rumah sakit kemudian meninggal dunia. Hal tersebut lantaran sudah terlambat dalam proses penanganan.
"Sehingga saya menyaksikan bahwa banyak yang datang dalam posisi sudah level nya itu berat, jadi ada yang datang ke rumah sakit 1, 2 jam sudah meninggal itu karena sudah terlambat dalam proses penanganan. Nah yang begini itu, menurut hemat saya, pengendalian itu menjadi penting jadi pararel," kata Herlambang.
Baca Juga: Pandemi Covid-19, 40 Persen Warga Korsel Alami Masalah Kesehatan Mental
Karena itu Herlambang menyayangkan jika mekanisme Pilkada digelar tanpa ada darurat kesehatan pengendalian Covid-19.
Ia pun menyoroti pelanggaran Pilkada yang telah dilakukan calon kepala daerah.
"Bicara tentang mekanisme Pilkada dengan konteks darurat kesehatan pengendalian kalau nggak dilakukan yang percuma, kalau hanya imbauan kesehatan saja yang disampaikan oleh pemerintah sementara kita tahu fakta menunjukkan dari media kemarin," kata dia.
"Baru dibuka sesi kampanye aja sudah pelanggarannya seperti itu sudah banyak menurut Bawaslu dan itu padahal calonnya calon kepala daerah nya, kita dalam situasi yang tertib dalam konteks ini," Herlambang mengatakan
Menurutnya hukum Pilkada bukan semata soal penegakkan hukumnya atau sanksi, melainkan lebih mendasar dan mengembangkan fungsi preventif serta melakukan pengawasan edukasi secara menyeluruh.
"Nah ini semua sejauh mana berkorelasi dengan realisasi pelaksanaan strategi pengendalian pandemic yang berjalan dengan kokoh dan optimal," katanya.
Berita Terkait
-
Indonesia Tidak Tahu Kapan Pandemi Selesai, Pandu: Karena Tak Punya Rencana
-
Pandemi Covid-19, 40 Persen Warga Korsel Alami Masalah Kesehatan Mental
-
Gugur Tangani Covid-19, Sri Mulyono Dapat Penghargaan Luar Biasa Anumerta
-
Pilkada Saat Pandemi, 500 Personil Polda Sumsel Disuntik Vaksin Influenza
-
Tambah 1.059 Pasien Hari Ini, Jumlah Positif Corona DKI Capai 74.368 Kasus
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
-
Hore! Purbaya Resmi Bebaskan Pajak Bagi Pekerja Sektor Ini
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
Terkini
-
Soal Usulan Anggota DPR RI Non-Aktif Dipecat, Koordinator MPP Buka Suara
-
BNI Perkuat Inklusi Keuangan dan Transaksi Digital Lewat FinExpo 2025
-
Prabowo Ungkap Kartel Narkoba Kini Pakai Kapal Selam, Minta Polisi Jadi 'Mata dan Telinga Rakyat'
-
Warga Karangasem Demak Senyum Bahagia Menyambut Terang Baru di HLN ke-80
-
Tangan Diikat saat Dilimpahkan ke Kejaksaan, Delpedro: Semakin Ditekan, Semakin Melawan!
-
Prabowo: Saya Nonton Podcast Tiap Malam, Masa Saya Dibilang Otoriter?
-
Koalisi Sipil Tolak Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Sebut Pemerintah Abaikan Korban Pelanggaran HAM
-
Kontroversi Utang Whoosh: Projo Dorong Lanjut ke Surabaya, Ungkit Ekonomi Jawa 3 Kali Lipat
-
Prabowo Dukung Penuh Polri Tanam Jagung: Langkah Berani Lawan Krisis atau Salah Fokus?
-
Skandal Suap Vonis Lepas CPO: Panitera Dituntut 12 Tahun, Ungkap Peran Penghubung Rp60 Miliar!