Suara.com - Seiring kemajuan teknologi informasi hingga pemberitaan yang tak jelas sumber dan kebenarannya, bertebaran di tengah masyarakat. Jurnalisme pengecekan fakta dibutuhkan dalam menjawab keresahan tersebut.
Setidaknya ada tiga hal mengapa jurnalisme pengecekan fakta dianggap penting menjadi pembeda dalam memberikan jawaban atas masifnya pemberitaan atau informasi-informasi yang memiliki potensi menyesatkan.
Hal itu diungkapkan Pemimpin Redaksi Majalah Tempo, Wahyu Dhyatmika dalam diskusi daring yang digelar AJI Indonesia bersama VOA dengan tema 'Mengupas Jurnalisme Pengecekan Fakta Dalam Menopang Indrustri Media', Kamis (1/10/2020).
Menurut Wahyu, pertama media harus bisa media harus bisa menjadi pembeda. Media harus punya uniqe selling point dari para kompetitornya.
"Kompetitornya tidak cuma sesama media saja ya ada banjir informasi dan semua orang adalah sumber informasi media sosial, influencer, selebriti bahkan juga produsen hoax itu adalah kompetitor dan media itu harus punya sesuatu yang buat dirinya menonjol. Apakah itu investigative reporting, data journalism, fact cheking juga salah satunya," kata Wahyu.
Kemudian yang kedua, Wahyu mengatakan, jurnalisme pengecekan fakta ini harus ditampilkan diberbagai chanel dan disemua platform yang dimiliki.
Hal itu agar informasi yang benar bisa diketahui juga oleh orang banyak.
Adapun yang terakhir, Wahyu menilai perlu ada komunikasi dan keterikatan antara publisher atau wartawan dengan masyarakat. Dengan begitu bisa menjawab kerisauan masyarakat atau informasi sesat yang beredar.
"Media harus hadir disitu untuk memberikan pemahaman untik memberiman pemahaman dan meluruskan mana yang fakta mana yang bukan dengan begitu dia sangat-sangat relevan kepada kebutuhan terkini dari audience-nya," tutupnya.
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Peserta BPJS Kesehatan Dapat BLT Sebesar Rp 4 Juta?
Sementara itu dalam forum yang sama, Vina Mubtadi, International Broadcaster VOA, mengatakan, jurnalisme pengecekan fakta bukan lah trend yang baru. Menurutnya, hal itu sudah dilakukan wartawan sejak dahulu.
"Jadi sebenarnya cek fakta sudah dilakukan wartawan sejak zaman dulu namun seiring munculnya tantangan di era digital jurnalis sekarang harus lebih dibekali dengan tools-tools yangmemudahkan kita memverifikasi suatu konten. Jadi bukan trend baru tapi memang terkesan trend baru karena memang sekarang era digital," tuturnya.
Berita Terkait
-
Cek Fakta: Pandji Pragiwaksono Babak Belur dan Ditangkap Polisi
-
Mengapa Restorasi Mangrove Kini Jadi Kunci Lindungi Pesisir Indonesia?
-
Bertahan di Tengah Tantangan, Para Pemimpin Media Ungkap Strategi Jaga Bisnis dan Kredibilitas
-
Saat Pesisir Tergerus, Bagaimana Karbon Biru Bisa Jadi Sumber Pemulihan dan Penghidupan Warga?
-
Suara.com Gelar Workshop Jurnalisme Konstruktif untuk Perkuat Liputan Lingkungan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Mendagri: Pemerintah Mendengar, Memahami, dan Menindaklanjuti Kritik Soal Bencana