Suara.com - Banyak kalangan mendesak supaya penyelenggara pemilu menunda pilkada serentak yang diagendakan diselenggarakan pada 9 Desember 2020 karena hasil penanganan pandemi Covid-19 tak kunjung membaik. Tetapi dengan berbagai pertimbangan, otoritas menyatakan tetap akan melaksanakan pilkada sesuai jadwal.
Di tengah desakan yang datang bergelombang, Ustaz Hilmi Firdausi berharap kepada para kandidat ikut mendukung penundaan pilkada, khususnya kepada putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, dan mantu Jokowi, Bobby Nasution.
Para kandidat, khususnya anak dan mantu Jokowi kalau bersedia mendukung penundaan pilkada demi menghindari potensi penyebaran Covid-19, Hilmi Firdausi yakin mereka akan semakin mendapat dukungan publik di pilkada yang akan datang.
"Andai saja Mas Gibran dan Bang Bobby membuat statement bahwa pilkada lebih baik diundur, saya rasa masyarakat akan mulai simpati dan bisa melupakan bahwa mereka berdua ada anak dan menantu Presiden. Dicoba deh bro," katanya yang dikutip Suara.com, Senin (5/10/2020).
Tetapi sampai sekarang, anak dan mantu Jokowi belum pernah memberikan pernyataan sebagaimana harapan Hilmi Firdausi -- pendiri Sekolah Islam Terpadu Daarul Fikri dan pengasuh PAA Yatim Dhuafa Assa’adah.
Ketika ditanya wartawan, Gibran mengatakan tidak mempermasalahkan wacana pengunduran pelaksanaan pilkada akibat pandemi Covid-19.
"Mengikuti keputusan KPU saja. Pasti ada penyesuaian tapi nggak masalah," katanya di Solo.
Gibran mengatakan yang penting dilakukan selama kegiatan pilkada adalah berkomitmen menjaga protokol kesehatan.
"Saya kan sempat bikin inovasi kampanye tanpa tatap muka, sama saja diundur atau tidak. Kapan saja siap, tunggu saja keputusan seperti apa," katanya.
Baca Juga: Bawaslu Evaluasi Seminggu Masa Kampanye di Bantul, Ini Hasilnya
Wali Kota Surakarta yang juga Ketua DPC PDIP Surakarta FX Hadi Rudyatmo -- juga para pendukung kandidat di berbagai daerah -- mengatakan penundaan tergantung dari KPU.
"Tetapi sepanjang KPU melakukan pilkada menggunakan strategi yang saya pakai ketika membagi BST (bantuan sosial tunai), yaitu ada undangan terjadwal, protokol kesehatan dilaksanakan nampaknya tidak ada masalah. Tetapi saya tidak ada kewenangan untuk itu," katanya.
Dia mengatakan dengan penerapan tersebut maka dipastikan tidak akan ada kerumunan massa.
"Saat pemilihan, pemilih pakai sarung tangan masing-masing. Syukur dikasih KPU. Meski demikian, pada dasarnya Solo tinggal melaksanakan, keputusan oleh pusat," katanya.
Dalam laporan Antara, sejumlah pihak mendesak penundaan Pilkada Serentak 2020 saat pandemi COVID-19 karena dinilai dapat membahayakan masyarakat. Setidaknya dua organisasi keagamaan besar di Indonesia, yakni Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, yang secara tegas meminta pemerintah menunda pelaksanaan pilkada serentak.
Berita Terkait
-
Wacana 'Reset Indonesia' Menggema, Optimisme Kalahkan Skenario Prabowo-Gibran Dua Periode
-
Tak Ada Larangan, Gibran Justru Bersyukur Roy Suryo dkk Ziarah ke Kuburan Keluarga Jokowi, Mengapa?
-
Bukan Silaturahmi Biasa, Eks BIN Duga Tujuan Jokowi Temui Prabowo untuk Menagih Utang Politik
-
Analisa Roy Suryo dan Profesor Kampus Singapura Mirip: Gibran Belum Lulus, Setara Kelas 1 SMA
-
Gibran Pimpin Misi Papua, 9 Tokoh Top Ditunjuk Jadi 'Tangan Kanan' Percepat Pembangunan
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
Terkini
-
Polisi Kondisi Mabuk Perkosa Gadis 16 Tahun, Begini Nasib Bripka RN Gegara Ulah Cabulnya!
-
Kejar Target 80 GW PLTS Desa, Bahlil Kirim Tim ke India Pelajari Listrik Murah 3 Sen/KWh
-
Dana Reses DPR Jadi Rp 702 Juta, Dasco Akui Ada Salah Transfer Rp 54 Juta yang Ditarik Kembali
-
Ponpes Al Khoziny Luluh Lantak, Gus Yahya Sebut Puncak Gunung Es Masalah Infrastruktur, Mengapa?
-
50 Mayat Teridentifikasi, 5 Potongan Tubuh Korban Ponpes Al Khoziny jadi 'PR' Besar DVI Polri
-
Pensiun Dini PLTU Ancam Nasib Pekerja, Koaksi Desak Pemerintah Siapkan Jaring Pengaman
-
Usut Aliran Dana Pemerasan K3, KPK Periksa Eks Dirjen Kemnaker Haiyani Rumondang
-
Ketakutan! Ledakan Dahsyat di SPBU Kemanggisan Jakbar Bikin Warga Kocar-kacir
-
Pengendara Mobil Gratis Masuk Tol KATARAJA, Catat Harinya!
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny, ICJR Desak Polisi Sita Aset untuk Ganti Rugi Korban, Bukan Sekadar Bukti