Suara.com - Sebuah kesalahan sistem pencatatan data tes Covid-19 berdampak serius bagi penanganan pandemi di Inggris. Ribuan warga jadi tak mendapat info bahwa mereka mungkin terpapar virus Corona.
Menyadur Mirror, Selasa (6/10/2020), Lembaga Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE) mengakui mereka telah melewatkan 15.481 data terkait kasus infeksi virus Corona.
Kondisi itu bisa terjadi lantaran spreadsheet di aplikasi Microsoft Excel yang digunakan lembaga tersebut telah mencapai batas maksimal.
Hilangnya data yang berpotensi mematikan itu--lantaran berisi informasi orang-orang yang terinfeksi Covid-19--terjadi pada periode 25 September hingga 2 Oktober.
Downing Street--kantor Perdana Menteri Inggris--mengatakan telah meluncurkan penyelidikan atas kesalahan tersebut.
Ditanya tentang berapa banyak orang yang mungkin terungkap, Boris Johnson selaku Perdana Menteri enggan mengungkapkan.
"Saya tidak bisa memberikan angka-angka itu," kata Boris Johnson dikutip dari Mirror.
"Apa yang bisa saya katakan adalah semua orang itu jelas dihubungi dan kuncinya adalah setiap orang, baik dalam kelompok ini atau secara umum, harus mengisolasi diri."
Dilaporkan bahwa kesalahan tersebut disebabkan oleh pejabat yang menggunakan format spreadsheet Excel yang sudah ketinggalan zaman yang tidak mampu menampilkan semua baris data.
Baca Juga: Kronologis 18 Anggota DPR Positif Corona Habis Sahkan UU Cipta Kerja
Data tersebut merupakan data 'Pilar 2' yang diawasi oleh Departemen Kesehatan.
Ini telah menimbulkan pertanyaan serius tentang sistem TI pemerintah dan kemampuan mereka untuk menangani masuknya data yang dibuat oleh sistem pengujian dan penelusuran.
Seorang juru bicara Perdana Menteri mengatakan upaya sedang dilakukan untuk melacak semua orang yang terkena dampak.
"Apa yang dapat mereka lakukan adalah melakukan sejumlah shift tambahan yang sangat signifikan," katanya.
"Orang-orang sedang dilacak dan dianggap ssebagai masalah yang mendesak", tambahnya.
Juru bicara itu mengatakan jumlah upaya panggilan ditingkatkan dari 10 menjadi 15 untuk memastikan sebanyak mungkin kontak terlacak.
Jumlah total kasus yang dikonfirmasi laboratorium di Inggris sekarang telah melewati 500.000 sejak wabah dimulai, menurut data resmi Pemerintah.
PHE bersikeras setiap orang yang dites awalnya menerima hasil tes mereka seperti biasa, dengan semua yang dites positif diberitahu untuk mengisolasi diri.
Tetapi orang-orang yang berhubungan dengan mereka tidak diberi tahu dan operasi besar-besaran sekarang dilakukan untuk mencoba dan menghubungi semua orang yang berpotensi terkena virus.
Jonathan Ashworth, Sekretaris Kesehatan Bayangan Partai Buruh mengritik kinerja lembaga kesehatan pemerintah Inggris. Dia menganggap insiden itu amat mengkhawatirkan.
"Matt Hancock (Menteri Kesehatan Inggris) harus datang ke House of Commons pada hari Senin untuk menjelaskan apa yang sebenarnya telah terjadi," kata Ashworth.
"Apa dampaknya terhadap kemampuan kita untuk menahan virus ini dan apa yang dia rencanakan untuk memperbaiki pengujian dan pelacakan."
Tag
Berita Terkait
-
Hampir 6 Ribu Orang Meninggal karena Covid-19 di Filipina
-
Konfirmasi Positif Covid-19 di Madina Tembus 109 Kasus
-
Sembuh dari Covid-19, Detri Warmanto Sempat Yakin Tak Terinfeksi Lagi
-
Di Atas Target Jokowi, IDI Desak Tes Corona 50 Ribu Orang per Hari
-
Virus Corona Covid-19 Bisa Picu Penyakit Misterius, Ini Kata CDC
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Otak Pembobol Rekening Dormant Rp204 M Ternyata Orang Dalam, Berkas Tersangka Sudah di Meja Kejagung
-
Janji Kapolri Sigit Serap Suara Sipil Soal Kerusuhan, Siap Jaga Ruang Demokrasi
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Terpuruk Pasca-Muktamar, Mampukah PPP Buktikan Janji Politiknya? Pengamat Beberkan Strateginya
-
Hapus BPHTB dan PBG, Jurus Jitu Prabowo Wujudkan Target 3 Juta Rumah
-
Buntut Bobby Nasution Razia Truk Aceh, Senator Haji Uma Surati Mendagri: Ini Melanggar Aturan!
-
Bongkar 7 Cacat Fatal: Ini Alasan Kubu Nadiem Makarim Yakin Menang Praperadilan
-
MK Hindari 'Sudden Death', Tapera Dibatalkan tapi Diberi Waktu Transisi Dua Tahun
-
Romo Magnis Ajak Berpikir Ulang: Jika Soekarno Turuti Soeharto, Apakah Tragedi '65 Bisa Dicegah?
-
Bye-bye Kehujanan di Dukuh Atas! MRT Jadi Otak Integrasi 4 Moda Transportasi Jakarta