Suara.com - Intelektual Nahdlatul Ulama atau NU, Ulil Abshar Abdalla menanti respon Presiden Joko Widodo setelah melihat pengesahan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja membuat rakyat nekat melakukan aksi demonstrasi di tengah pandemi Covid-19.
Pria yang akrab disapa Gus Ulil itu menilai sudah banyak masyarakat dari berbagai kalangan mulai dari pelajar, mahasiswa, guru besar, kaum buruh, organisasi kemasyarakatan hingga tokoh agama yang menolak UU Cipta Kerja tetapi kenapa Jokowi seolah tuli terhadap aspirasi ini.
"Saya ingin mengatakan kepada pemerintah dan terutama kepada pak Jokowi, jenengan iki maksudte sepundi pak presiden? what do you want mister presiden? ketika mendiskusikan dan mengesahkan ini kenapa anda tidak mendengarkan rakyat, DPR juga ya," kata Gus Ulil dalam jumpa pers Koalisi Masyarakat Sipil, Kamis (8/10/2020).
Dia menyebut Undang-Undang sapu jagat ini hanya menguntungkan korporasi dan oligarki politik semata, dengan menempatkan rakyat sebagai korban.
"Merumuskan uu tidak mendengarkan suara publik, ketika disahkan masyarakat protes tidak boleh, jadi what do you want mister presiden? saya nggak ngerti lagi ini," ujarnya.
Ulil khawatir jika pemerintah terus bersikap seperti ini maka bukan tidak mungkin kekhawatiran masyarakat akan pemerintahan yang otoriter seperti zaman orde baru akan terjadi lagi.
"Saya meminta kepada pemerintah, menurut saya presiden layak untuk mengeluarkan perppu untuk menghentikan undang-undang ini, hanya dengan cara itu keadaan ini bisa ditenangkan," ucapnya.
Dia menegaskan kemarahan masyarakat ini bukan hanya bersumber dari UU Cipta Kerja, melainkan akumulasi dari pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam RUU KPK, RUU Minerba, RUU MK hingga gagalnya negara menangani penanganan pandemi covid-19.
Baca Juga: Temui Demonstran,Ridwan Kamil Kirim Surat ke Jokowi Minta UU Ciptaker Batal
Berita Terkait
-
Bongkar Penampakan Ijazah Gibran dengan Alumni MDIS Singapura, Apakah Sama?
-
Riwayat Pendidikan Gibran di Orchid Park Secondary School Disorot, Ini Fakta dan Profil Sekolahnya
-
Di Balik Kontroversi Ijazah Gibran Rakabuming Raka, Ini Profil Kampus MDIS Singapura
-
Jawaban Pengacara Jokowi Soal Ijazah Bikin Refly Harun Geram: 'Aneh
-
Dokter Tifa Sebut Jokowi Hanya Bisa Dihancurkan Orang Gila
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
Terkini
-
Polda Metro Bentuk 'Polisi Siswa Keamanan', Apa Peran dan Tujuannya?
-
Kaesang Blak-blakan Target PSI di Pemilu 2029: Ini Momentum Pembuktian Kami!
-
Pegawai Bandara Soetta Dalangi Penipuan Lowongan Pilot, Raup Rp1,3 Miliar dari Korban
-
Mahfud MD: Utang Whoosh Wajib Dibayar, tapi Korupsi Harus Tetap Diusut KPK
-
PSI Tegaskan Posisi: Tetap Pro-Jokowi dan Siap Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran
-
Dasco: DPR Kaji Putusan MK soal Anggota Polri Tak Boleh Duduki Jabatan Sipil
-
Kontroversial! Mahasiswa Diskorsing Usai Rencanakan Diskusi 'Soeharto Bukan Pahlawan' di Kampus
-
Kaesang Blak-blakan Soal Cacian PSI: Kita Ini Gajah, Biarkan Saja!
-
Jelang HUT ke-11, Kaesang Sebut PSI Masuki Era Baru dan Siapkan Strategi AI untuk Pemilu 2029
-
Kebakaran Hebat di Palmerah Hanguskan 50 Rumah, 350 Warga Mengungsi