Suara.com - Selasa (20/10/2020) nanti, usia pemerintahan Presiden Joko Widodo periode yang kedua genap satu tahun.
Dengan mempertimbangkan dinamika yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir, menurut analis politik dan ekonomi Rustam Ibrahim mengatakan jika diperlukan, sekarang ini merupakan momentum yang tepat bagi Jokowi untuk melakukan perombakan kabinet.
"Kalau mau sekaranglah momentumnya lakukan reshuffle. Kesempatan bisa digunakan untuk lebih konsolidasikan dukungan politik, lebih inklusif, lebih fokus agenda-agenda legislasi dan non-ekonomi (ipososbudkum)," kata Rustam.
Isu reshuffle mencuat kembali pada akhir Agustus 2020, ada 18 menteri yang ketika itu disebut-sebut bakal terkena perombakan kabinet.
Pada awal Oktober, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat dari PKS Hidayat Nur Wahid juga menyinggung isu reshuffle dalam pernyataan di media sosial. Dia menyoroti kinerja Menteri Luhut Binsar Pandjaitan setelah dua pekan diperintahkan Jokowi untuk menurunkan angka kasus Covid-19 di beberapa provinsi yang ternyata belum sesuai target.
"Evaluasi Prof. Wiku (Jubir Satgas Penanganan Covid-19), 2 Pekan Luhut diperintah Presiden Jokowi untuk turunkan kasus Covid-19. Ternyata malah bertambah, kematian naik di 5 provinsi," ujar Hidayat.
"Kembali targetnya tak terpenuhi. Bagaimana evaluasi Jokowi? Jadi reshuffle?" Hidayat menambahkan.
Tanggapan Istana
Pada akhir bulan itu, juru bicara Presiden Joko Widodo, Fadjroel Rachman, menekankan tidak ada rencana presiden untuk merombak atau reshuffle kabinet dan jajaran Kabinet Indonesia Maju saat ini sedang fokus bekerja.
Baca Juga: Denny: Demolah Terus, Tiap Jokowi Bisa Redam, Investor Anggap Itu Kekuatan
"Semua jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju sekarang hanya fokus bekerja keras menangani pandemi COVID-19 serta pemulihan dan transformasi ekonomi nasional. Sebab itu, tidak ada rencana reshuffle kabinet," kata Fadjroel dalam siaran pers.
Fadjroel mengatakan yang diperlukan Indonesia saat ini adalah bekerja cepat, bekerja keras dan bekerja inovatif.
Dia mengatakan Presiden Joko Widodo selalu menekankan kecepatan dan inovasi kerja pemerintah dari pusat hingga daerah serta kolaborasi seluruh komponen bangsa agar bisa segera keluar dari krisis kesehatan dan krisis perekonomian.
Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, kata Fadjroel, jajaran kabinet diminta tetap fokus bekerja memanfaatkan momentum krisis untuk lompatan kemajuan dalam semua kegiatan di kementerian masing-masing.
Menteri Sekretaris Jenderal Pratikno dalam laporan Antara sebelumnya juga mengingatkan bahwa masyarakat membutuhkan kerja cepat dan terfokus dari pemerintah untuk menghasilkan solusi dan mengatasi pandemi yang tengah berlangsung di Indonesia. Selain itu, para menteri juga harus terus bersinergi satu sama lain dalam menangani krisis.
"Sekali lagi, tidak ada reshuffle kabinet. Presiden Joko Widodo memerintahkan kepada para menteri agar tetap fokus bekerja, fokus menyelesaikan krisis, dan fokus membajak momentum krisis ini untuk melakukan lompatan kemajuan di segala bidang, melakukan reformasi fundamental sebagai prasyarat Indonesia Maju," kata Fadjroel.
Berita Terkait
- 
            
              Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
- 
            
              Setahun Pasca-Jokowi: Rakyat Curigai 'Nyawa Busuk' dan Potensi Kejahatan dalam Kebijakan Masa Lalu!
- 
            
              Roy Suryo Cs Berhasil Dapatkan Salinan Ijazah Jokowi dari KPU
- 
            
              Polemik Ijazah Jokowi Masih Bergulir, Pakar Hukum Ungkap Fakta Soal Intervensi Politik
- 
            
              Rocky Gerung: "Pulung" Jokowi Lenyap, Kereta Cepat Jadi Simbol Niat Jahat
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
- 
            
              Pramono Buka Luas Ruang Inovasi, Pengamat: Patut Diapresiasi
- 
            
              Apa Hebatnya Soeharto? Ini Balasan Politisi PSI ke PDIP
- 
            
              Ditemukan Ganja Sisa Hisap, Polisi Sebut Onad Merupakan Korban Penyalahgunaan Narkotika
- 
            
              Setelah Dua Tahun Gelap, Warga Poso Akhirnya Nikmati Terangnya Listrik Berkat Program Pemerintah
- 
            
              Alhamdulillah! Mendikdasmen Naikkan Insentif Guru Honorer Mulai 2026, Jadi Segini!
- 
            
              Lima Tahun Tragedi KM 50, Ini Alasan FPI Tetap Suarakan Keadilan di Depan Komnas HAM
- 
            
              Proyek Whoosh Disorot KPK, Mahfud MD: Jokowi dan Para Menterinya Bisa Dimintai Keterangan
- 
            
              Bagaimana Kondisi Onad Saat Ditangkap Narkoba? Ini Kata Polisi
- 
            
              Kasus Korupsi Jual Beli PGN, KPK Sita Kantor dan Pipa Gas di Cilegon
- 
            
              Tuntut Keadilan Tragedi KM 50, FPI Gelar Aksi Damai di Depan Komnas HAM