Simak video diduga perwira polisi pakai jas almamater mahasiswa tersebut DI SINI.
Belum diketahui pasti di mana peristiwa tersebut terjadi. Akun @Lini_ZQ mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi pada Selasa (20/10/2020).
"Ini masih dari Jambi sore tadi," tulisnya.
Kekinian, pemilik akun @Lini_ZQ menyematkan cuitan terbaru yang isinya menanggapi cuitan dari tentang video diduga perwira polisi pakai jas almamater mahasiswa ini.
"Saya sematkan tuit mas @fahrisalam di sini, setelah ditonton dengan teliti, perwira yg dipukul itu adalah sebagaimana yang dijelaskan dalam tuit di bawah ini. Mohon maaf atas salah interpretasi di tuit awal," tulis @Lini_ZQ.
Adapun cuitan dari @fahrisalam adalah:
Yang polisi bukan yang pakai almamater mahasiswa, tapi yang gemuk dan pakai tas punggung. Dia ditonjok pakai pentungan sama sesama polisi saat menyeret si mahasiswa. Anak buahnya marah. Berantem, deh. Di sini polwan bilang: jangan video(kan), jangan video (suaranya sampai serak).
Hingga berita ini disusun, Suara.com masih mencoba menghubungi pihak kepolisian untuk mendapat konfirmasi perihal insiden tersebut.
Polisi Roboh Dilutut Intel saat Ciduk Pendemo, Mabes: Salah Paham Sedikit
Baca Juga: 25 Perwira Polri Naik Pangkat
Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Awi Setiyono menanggapi beredarnya video yang menampilkan sejumlah polisi berpakaian preman menganiaya anggota polisi berseragam saat sedang meringkus pendemo.
Dalam video itu, tampak sejumlah personel Sabhara sedang meringkus pria menggunakan almamater berwarna hijau terkait demonstrasi tolak UU Cipta Kerja di Jambi.
Awi menyangkal jika mahasiswa yang ditangkap itu adalah anggota polisi yang sedang menyamar sebagai pendemo.
"Terkait video viral di medsos yang mengatakan bahwa personel anggota Brimob menyamar sebagai mahasiswa dan ditangkap oleh polisi lalu kena pukul personel Sabhara adalah tidak benar. Yang ditangkap menggunakan baju almamater hijau (kampus Unbari) saat kejadian adalah benar-benar mahasiswa," kata Awi saat dikonfirmasi, Rabu (21/10/2020).
Dia mengatakan, aksi penganiayaan yang dilakukan sejumlah polisi berpakaian preman dengan personel Sabhara terjadi karena kesalahpahaman semata. Kekinian, kata dia, kesalahpahaman tersebut pun telah diselesaikan.
"Personel anggota (baju preman) tersebut yang amankan mahasiswa menghalang-halangi anggota Sabhara yang mau memukul mahasiswa, makanya ada salah paham dikit di lapangan. Tapi sudah clear setelah tahu yang bawa mahasiswa adalah personel Intel Brimob. Sama netizen dibikin narasi macam-macam," katanya.
Berita Terkait
-
25 Perwira Polri Naik Pangkat
-
Anakku Komandanku, Hormat Sang Ayah pada Putranya yang Jadi Perwira
-
Dugaan Pelecehan Seksual 2 Perwira Polisi di Sulsel Lamban Diproses
-
Band The Junas Dibilang Cuma Modal Tampang, Apa Kata Stefan William?
-
Rilis Album di Tengah Pandemi, The Junas Merasa Beruntung karena Ini
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional