Suara.com - Tim Pemodelan Covid-19 dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia menyatakan bahwa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bukanlah penyebab merosotnya ekonomi di suatu daerah.
Anggota Tim Pemodelan Covid-19 FKM UI, Pandu Riono, menjelaskan merosotnya ekonomi merupakan dampak dari pandemi covid-19 yang tak terkendali meski sudah tujuh bulan lebih menjangkiti Indonesia, bukan karena kebijakan PSBB.
Pada saat pandemi tak kunjung terkendali maka masyarakat memilih untuk menahan diri untuk belanja, sehingga roda ekonomi tidak berputar, PSBB menurutnya masih membuka ruang kepentingan ekonomi untuk bergerak.
"Disangkanya PSBB yang melumpuhkan ekonomi padahal bukan, yang melumpuhkan ekonomi adalah pandeminya yang belum terkendali maka pemulihan ekonominya akan lancar, karena sebagaian penduduk yang kelas menengah itu masih belum mau spending uang yang mereka miliki, jadi ekonomi belum bergerak," kata Pandu dalam Webinar Pembahasan Proyeksi Kasus Covid-19 & Evaluasi PSBB secara virtual, Jumat (23/10/2020).
Menurut Pandu, PSBB hanyalah solusi jangka pendek untuk menekan angka penyebaran covid-19 sekaligus memberikan waktu untuk petugas kesehatan melakukan 3T yakni testing, tracing, dan treatment.
"Vaksin itu solusi jangka panjang karena penyakit ini tidak bisa diselesaikan dengan vaksin, yang penting bukan mengakhiri, tapi mengendalikan, jadi ada dirjen pengendalian agar tidak menjadi problem seperti penyakit lainnya," tegasnya.
Untuk diketahui, saat ini hanya dua provinsi dan lima kabupaten/kota di Indonesia yang menerapkan status Pembatasan Sosial Berskala Besar.
Sementara pasien positif Covid-19 terus bertambah hingga 381.910 orang dengan rata-rata penambahan kasus harian saat ini 4.000 orang per hari. Jumlah pasien yang sembuh sudah mencapai 305.100 orang, dan 13.077 jiwa meninggal dunia.
Baca Juga: Klaster Karyawan Swasta Dominasi Kasus Covid-19 di Kota Batam
Berita Terkait
-
Klaster Karyawan Swasta Dominasi Kasus Covid-19 di Kota Batam
-
Kasus Meningkat, 8 Pasien Positif Covid-19 Dievakuasi ke RSKI Galang
-
Kontroversi Studi Obat Kumur Mengurangi Jumlah Virus Corona di Mulut
-
Antisipasi Libur Panjang, Polda Banten: Objek Wisata Akan Disekat
-
Liburan Tenang Tanpa Bawa Pulang Virus, Bagaimana Caranya?
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- Innalillahi, Aktor Epy Kusnandar Meninggal Dunia
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
Pilihan
-
KLH Sebut Tambang Milik Astra International Perparah Banjir Sumatera, Akan Ditindak
-
5 HP Memori 512 GB Paling Murah Desember 2025: Ideal untuk Gamer dan Content Creator Pemula
-
Roblox Ditunjuk Jadi Pemungut PPN Baru, Penerimaan Pajak Digital Tembus Rp43,75 T
-
Bank Indonesia Ambil Kendali Awasi Pasar Uang dan Valuta Asing, Ini Fungsinya
-
Geger Isu Patrick Kluivert Dipecat Karena Warna Kulit?
Terkini
-
Viral Tanggul Muara Baru Bocor, Pramono Anung: Tanggung Jawab Pelindo, Tapi Kami Bantu Tambal
-
DPR Desak Menhut Raja Juli Mundur Jika Tak Sanggup Atasi Banjir Sumatra
-
Pemprov DKI Kebut Pembangunan Giant Sea Wall, Pramono Anung: Mudah-mudahan Pemerintah Pusat Juga
-
Tersangka Bundir, Polisi Tegaskan Kasus Alvaro Tak Berhenti: 21 Saksi Diperiksa, Pelaku Lain Diburu
-
UMP 2026 Terancam Turun? KSPSI Mendesak Pemerintah Buka Formula dan Pastikan Kenaikan Upah
-
Deforestasi Diklaim Turun, Kenapa Banjir di Sumatra Tetap Menggila?
-
Banyak Perempuan Terjebak Hubungan Toxic, KPPPA: 1 dari 2 Orang Pernah Alami Kekerasan Psikologis
-
Dasco: Anak Korban Bencana Sumatera Jangan Dipaksa Sekolah Dulu, Wajib Trauma Healing
-
Menhut Raja Juli Antoni Tegaskan Evaluasi Tata Kelola Hutan Usai Bencana Sumatra
-
Gurita Narkoba Dewi Astutik: Edarkan Sabu Lintas Benua, Tembus Brasil dan Ethiopia