Suara.com - Eks Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu membeberkan kejadian yang pernah dialaminya terkait pemilihan calon komisaris dan direksi di tempat lamanya bekerja.
Said Didu mengklaim bahwa ia pernah menerima titipan nama untuk dijadikan petinggi BUMN yang jumlahnya hampir mencapai ribuan orang.
Pernyataan tersebut diutarakan oleh Said Didu lewat jejaring Twitter miliknya, Senin (26/10/2020).
Kendati dititipi nama, Said Didu mengaku tetap menangani proses pemilihannya dengan baik dan profesional.
"Saya dulu terima 'titipan' nama mendekati 1.000 untuk 'dijadikan' direksi atau komisaris BUMN," kata Said Didu seperti dikutip Suara.com.
"Tapi dengan hati yang jernih Alhamdulillah bisa menangani dengan baik secara profesional," imbuhnya.
Cuitan Said Didu tersebut berangkat dari pernyataan sebelumnya. Dalam cuitan lainnya, Said Didu mengatakan pernah berdiskusi dengan Erick Thohir di acara Mata Najwa membahas soal ujian profesionalisme Menteri BUMN.
Menurut Said Didu, ujian profesionalisme Menteri BUMN terjadi saat melawan tekanan penguasa untuk memasukkan titipannya sebagai direksi atau komisaris.
Namun, Said Didu nampak terkejut dengan keputusan Erick Thohir yang baru saja menunjuk Timses Jokowi untuk menjadi Komisaris PLN.
Baca Juga: Sederet Relawan Jokowi Jadi Komisaris di BUMN, dari PLN hingga Waskita
"Seperti saya katakan saat diskusi dengan Pak Erick Thohir di acara Mata Najwa bahwa ujian profesionalisme Menteri BUMN adalah disaat 'melawan' tekanan penguasa untuk memasukkan calon sebagai Direksi dan Komisaris BUMN. Ternyata.....," kata Said Didu.
Untuk diketahui, Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk Eko Sulistyo sebagai komisaris PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.
Penunjukkan ini sesuai dengan surat nomor SK-330/MBU|10|2O20 tanggal 9 Oktober 2020 tentang Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara.
Eko merupakan mantan tim sukses Presiden Joko Widodo saat maju di Pemilihan Presiden tahun 2019.
Sebelumnya, Eko Sulistyo juga pernah menjadi tim sukses Joko Widodo saat maju di pemilihan Wali Kota Solo.
Di level pemerintah, Eko sempat menduduki Deputi IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP) periode 2014-2019.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
DPR Dukung BGN Tutup Dapur SPPG Penyebab Keracunan MBG: Keselamatan Anak-anak Prioritas Utama
-
BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem Selama Seminggu, Jakarta Hujan Lebat dan Angin Kencang
-
Setelah Gelar Pahlawan, Kisah Soeharto, Gus Dur, hingga Marsinah akan Dibukukan Pemerintah
-
Dari Kelapa Gading ke Senayan: Ledakan SMA 72 Jakarta Picu Perdebatan Pemblokiran Game Kekerasan
-
Terungkap! Terduga Pelaku Bom SMA 72 Jakarta Bertindak Sendiri, Polisi Dalami Latar Belakang
-
Skandal Terlupakan? Sepatu Kets asal Banten Terpapar Radioaktif Jauh Sebelum Kasus Udang Mencuat
-
GeoDipa Dorong Budaya Transformasi Berkelanjutan: Perubahan Harus Dimulai dari Mindset
-
Usai Soeharto dan Gus Dur, Giliran BJ Habibie Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan PT Sanitarindo, KPK Lanjutkan Proses Sidang Korupsi JTTS
-
Dimotori Armand Maulana dan Ariel Noah, VISI Audiensi dengan Fraksi PDIP Soal Royalti Musik