Suara.com - Jumlah pasien Covid-19 yang sudah sembuh di Indonesia kini berjumlah 345.566 orang. Terus meningkatnya angka kesembuhan ternyata tidak terlalu bisa dijadikan indikator berhasilnya penanganan pandemi virus Covid-19.
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit adalah badan Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat atau Centers For Disease Control and Prevention (CDC) tidak pernah menggunakan angka kesembuhan menjadi indikator.
Salah satu alasannya ialah pasien yang sembuh atau pulih itu tidak serta merta lepas dari pemeriksaan kesehatan.
"Karena dari sisi data selama ini, memang ada yang pulih dengan tanpa keluhan pada jangka pendek tapi yang kedua ada yang setelah memasuki masa pulih ini dia memiliki gejala sisa," kata Dicky kepada wartawan, Selasa (3/11/2020).
Dicky menuturkan kalau dilihat dari hasil riset, ada sebuah bukti kalau pasien Covid-19 itu juga bisa mengalami kerusakan di organ paru dan jantung. Hal itu yang membuat pasien harus benar-benar dinyatakan pulih.
Selain itu, menurutnya juga banyak dampak yang mesti ditindaklanjuti meski seorang pasien Covid-19 itu dinyatakan pulih.
"Terutama di luar sisi Covid-19 kita belum tahu dampak jangka panjang pasca pemulihan yang baru bisa kita ketahui beberapa tahun ke depan sehingga pesannya yang utama adalah bukan masalah angka pulih tapi mencegah lebih baik, ini penting," ujarnya.
"Bahwa angka pulih memang bisa memberikan pesan positif, iya, tapi harus berimbang dengan pesan yang membangun kesadaran dan kewaspadaan baik dari sisi kesadaran pemerintah pusat dan daerah dalam menerapkan 3T dan kesadaran masyarakat dalam menerapkan 3M."
Baca Juga: Kemenkes: Laporan Tertunda Jadi Penyebab Kasus Covid-19 Indonesia Turun
Berita Terkait
-
Jadi Zona Merah, Pergerakan Masyarakat Kecamatan Banguntapan Dibatasi
-
Kemenkes: Laporan Tertunda Jadi Penyebab Kasus Covid-19 Indonesia Turun
-
Satgas Covid-19: Tips Disinfeksi Rumah dan Cara Membuat Disinfektan Alami
-
Peningkatan Kasus Positif Virus Corona, Bagaimana Nasib MotoGP Portugal?
-
Hadiri Pesta di Tengah Pandemi, Pemain Rangers Dicoret dari Skuad Irlandia
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram