Suara.com - Pengamat politik Rocky Gerung berkomentar soal keterlibatan PDIP dan Golkar dalam pembahasan Omnibus Law yang menurutnya menciderai pemikiran Soekarno.
Dilansir Suara.com dari tayangan YouTube Fadli Zon Official, Rocky berdiskusi dengan Fadli tentang dua partai yang kini bekerja sama dalam penyusunan Omnibus Law, yakni PDIP dan Golkar.
Menurut Rocky, PDIP justru melaksanakan apa yang ditentang Soekarno kala Belanda masih menjajah Indonesia.
"PDIP sekarang justru pro apa yang dicerca oleh Bung Karno tahun 1930, yaitu eksploitasi manusia, yang sebetulnya membuat Indonesia tidak bisa keluar dari kungkungan penjajahan Belanda," ujar Rocky.
Eksploitasi manusia itu, menurut Rocky, ditunjukkan dalam bentuk Omnibus Law.
"Sekarang eksploitasi itu ada di Omnibus Law yang disponsori oleh PDIP kan? Itu kalau Bung Karno masih hidup mungkin dia caci maki juga ini partai kan," kata dia.
Rocky lantas menyinggung dua partai yang sebelumnya punya beda ideologi tapi kini bekerja sama untuk menghasilkan Omnibus Law.
"Karena dari segi ideologi, bagaimana mungkin Golkar bersekutu dengan PDIP menghasilkan UU yang sangat pragmatis dan anti kesetaraan sosial."
"Kalau Golkar oke lah karena dia tumbuh di dalam peradaban trickle down effect. Tapi ide yang lebih kerakyatan kan mestinya ada dalam PDIP kan."
Baca Juga: Korban Penggusuran Proyek Tol Jokowi Jurumudi Kecewa, Mediasi Ditunda
"Sekarang PDIP tidur sekamar dengan Golkar karena alasan pragmatisme tadi, lalu Bung Karno dipakai mimpi bersama," tukas Rocky.
Dalam diskusinya bersama Fadli Zon itu pula, Rocky menjelaskan bahwa Soekarno kini dikenal sebagai sebuah klan karena situasi politik saat ini.
"Soekarno kita ingat sebagai sebuah pikiran, sekarang kita tinggal mengenal sebagai nama sebuah keluarga. Kan ajaib begitu," ujar dia membuat Fadli Zon terkekeh.
Ia menyebut ada kekuatan dari Soekarno yang dilenyapkan PDIP sekarang.
"Kalau saya lihat PDIP, iya tentu saja PDIP ideologinya Soekarno, tapi Soekarno yang ditenggelamkan di dalam masa lalunya, bukan Soekarno yang diangkat untuk menerangkan global politics. Bung Karno orang yang paling paham politik global," jelas Rocky.
"Dan memainkannya," imbuh Fadli mengamini penjelasan Rocky Gerung.
Berita Terkait
-
Korban Penggusuran Proyek Tol Jokowi Jurumudi Kecewa, Mediasi Ditunda
-
Diduga Seorang Penipu, Wanita Ini Ngaku Fatmawati Istri Bung Karno
-
Heboh! Wanita Ini Ngaku Istri Bung Karno yang Masih Hidup
-
Bagi-bagi Kursi Komisaris BUMN, Erick Thohir Disentil Fadli Zon
-
Iming-iming Dapat Emas Soekarno, Dukun Pijet Tuna Netra Tipu Rp 146 Juta
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Sopir Angkot Cegat Mikrotrans JAK41 di Velodrome, Dishub DKI Janji Evaluasi Rute
-
Ratusan Warga Prasejahtera di Banten Sambut Bahagia Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
Hasto PDIP: Ibu Megawati Lebih Pilih Bendungan dan Pupuk Daripada Kereta Cepat Whoosh
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Projo Tetapkan 5 Resolusi, Siap Kawal Prabowo hingga 2029 dan Dukung Indonesia Emas 2045
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Akhir Perjalanan Sang Pemersatu Takhta Mataram