Suara.com - Satgas Penanganan Covid-19 melakukan rapat koordinasi virtual dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Adapun agendanya yakni fokus upaya tracing (pelacakan), testing (pemeriksaan) dan treatment (perawatan) atau 3T dari beberapa titik kerumunan yang terjadi baru-baru ini.
Beberapa titik kerumunan yang menjadi perhatian itu adalah Demo Omnibus Law RUU Cipta Kerja, pascaliburan panjang, penjemputan Habib Rizieq di Bandara Soekarno-Hatta, kerumunan di Tebet, Mega Mendung dan Petamburan baru-baru ini.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Kesehatan ketiga wilayah itu dan petugas yang berada di lapangan memberikan laporan fakta yang ada. Selain itu, disampaikan juga data-data terkini perkembangan Covid-19 di wilayah masing-masing dan secara khusus klaster keramaian yang terjadi akhir-akhir ini.
Menurut laporan tersebut, petugas masih kesulitan untuk melakukan pelacakan, baik untuk klaster Petamburan, Jakarta maupun Mega Mendung, Jawa Barat.
Dalam keterangannya, petugas mengaku dihalangi ketika berusaha melakukan pelacakan dan meminta dukungan dari Satgas Covid-19 pusat untuk masuk ke klaster-klaster yang dicurigai berpotensi menjadi pusat keramaian itu.
Mendengar hal itu, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo dalam arahannya menyadari kesulitan yang dihadapi petugas lapangan dan menyampaikan apresiasi atas kerja keras mereka.
Doni menyampaikan butuh kerelaan hati masyarakat untuk melakukan tes usap, terutama bagi yang pernah terlibat dalam kerumunan seperti demo Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Pria yang menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu juga berharap dukungan dari berbagai tokoh masyarakat serta Ketua RT dan RW untuk melakukan 3T.
"Sampaikan bahwa kami akan melakukan tes massal, dimulai dari keluarga inti yang positif. Ini bagian dari upaya memutus mata rantai penularan Covid-19. Upaya ini tidak akan berhasil tanpa dukungan semua pihak. Karenanya perlu kerja sama yang baik dan harmonis. Semua harus dilakukan dengan pendekatan humanis," ujar Doni dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (21/11/2020).
Baca Juga: Tambah 4.998, Positif Covid-19 di Indonesia Capai 493.308 Kasus
Doni meminta agar aparat Satgas Covid-19 di daerah untuk melanjutkan usaha melakukan 3T dan melakukan pendekatan persuasif serta mengajak masyarakat bekerja sama atas nama nilai kemanusiaan.
"Mulailah dengan tracing dari Lurah Petamburan. Selanjutnya tes massal dari keluarga inti semua yang positif," tambah Doni.
Ia juga mengimbau kepada semua kepala daerah untuk mengantisipasi kerumunan akibat kegiatan sosial dan keagamaan yang digelar di daerah masing-masing.
Doni juga meminta mereka mencegah dan menangkal sejak dini potensi kerumunan yang melanggar protokol kesehatan.
Kepada tokoh agama dan masyarakat, Doni berpesan agar mereka menjadi teladan dalam penerapan protokol kesehatan. "COVID-19 adalah hal nyata yang sudah menelan banyak korban," ucapnya.
Doni menegaskan penerapan protokol kesehatan tidak mendiskriminasi dan dalam penanggulangan bencana, negara tidak memberikan perlakukan berbeda terhadap jenis kelamin, suku, agama dan ras serta aliran politik apapun.
"Salus populi suprema lex. Keselamatan rakyat adalah hukum yang tertinggi. Itu prinsip kami," kata Doni. (Antara)
Berita Terkait
-
Putus Penularan Covid, Kerelaan Masyarakat Jalani Pemeriksaan Penting
-
Tambah 4.998, Positif Covid-19 di Indonesia Capai 493.308 Kasus
-
Kurangi Risiko COVID-19, Ini Cara Cek Status Keramaian di Google Maps
-
Merasa Kebal karena Pernah Derita Covid-19, CEO RS Ini Menolak Pakai Masker
-
CDC: Mayoritas Penularan Covid-19 oleh OTG Bisa Dicegah dengan Pakai Masker
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
Terkini
-
Sebut Alasan Hukum Jadikan Nadiem Tersangka Terpenuhi, Mahfud: Dia Tak Mengerti Prosedur Birokrasi
-
Peran Strategis Beton dalam Konstruksi Infrastruktur Berkelanjutan
-
Bali Dikepung Banjir, Video Kepanikan Warga di Taman Pancing Denpasar Jadi Sorotan
-
Baru Sehari Jabat Menkeu, Purbaya Sadewa dan Anaknya Kompak Minta Maaf tapi Blunder
-
Dihantui Isu Plagiat dan LHKPN Rp51 Miliar, Calon Hakim Agung Triyono Kembali Uji Nasib di DPR
-
Mengapa Sjafrie Sjamsoeddin Jadi Pilihan Prabowo untuk Menko Polkam Ad Interim?
-
Yudo Sadewa Viral, Berapa Anak Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa?
-
Tanggul Beton Misterius 3 Km Mendadak Muncul di Pesisir Cilincing, Proyek Siapa Ini?
-
Usai Rapat di DPR, Menkeu Purbaya Tancap Gas ke Istana, Mau Lapor Prabowo
-
Yusril Sebut Tersangka Pembakar Gedung DPRD Makassar Dijerat UU ITE: Mereka Tak Terindikasi Makar