Suara.com - Politikus Partai Gelora Fahri Hamzah menjadi salah satu sosok yang banyak dicari usai Menteri KKP Edhy Prabowo ditangkap KPK pada Rabu (25/11/2020) karena dia diketahui baru saja membuka usaha budidaya lobster di kampung halamannya.
Dalam acara Mata Najwa, Rabu (25/11/2020), Fahri Hamzah angkat bicara perihal bisnis lobsternya yang merugi sampai ratusan juta.
Kendati begitu, Najwa Shihab mengaku tak percaya perusahaan yang baru dirintis oleh Fahri Hamzah tersebut rugi. Oleh sebab itu, Najwa Shihab lalu mencecar banyak pertanyaan untuk Fahri Hamzah.
"Fahri Hamzah adalah salah satu eksportir benih lobster. Saya tadi memperkenalkan seperti itu dan anda tertawa. Anda tidak membantah kan? Anda betul kan sekarang termasuk yang mendapatkan izin usaha benih lobster?" tanya Najwa Shihab dikutip Suara.com dari tayangan dalam Kanal YouTube Najwa Shihab.
"Saya ini pensiunan yang mencoba nasib jadi eksportir bayi lobster Na," jawab Fahri Hamzah.
Najwa Shihab kemudian menerangkan data-data soal perusahaan baru rintisan Fahri Hamzah.
Perlu diketahui, Kementerian KKP mengeluarkan surat izin melakukan ekspor ke beberapa perusahaan. Salah satunya adalah perusahan yang komisarisnya dijabat langsung oleh Fahri Hamzah.
Fahri Hamzah lalu menjelaskan lika-liku perjalanan bisnisnya. Bahkan, Fahri Hamzah menaksir kerugian yang menimpanya mencapai Rp 200 juta.
Akan tetapi, Najwa Shihab tidak percaya dan terus mendebatnya sampai segmen-segmen berikutnya.
Baca Juga: Dicecar Pertanyaan Oleh Najwa Shihab, Ngabalin: Dengar Penjelasan Saya Dulu
Dicecar terus menerus oleh Najwa Shihab, Fahri Hamzah lantas mengatakan bahwa sampai kapan pun presenter itu tidak akan percaya dengan pernyataannya.
"Kamu reporter, kamu memang tidak mudah percaya, tapi saya beneran rugi," tukas Fahri Hamzah meyakinkan Najwa Shihab bahwa dia benar-benar rugi ratusan juta.
Dengan santai, Najwa Shihab menimpalinya dengan mengonfirmasi perihal disparitas harga antara bayi lobster yang dibeli dari nelayan dengan yang dijual.
"Karena tidak percaya, saya ingin mengonfirmasi, berapa disparitas harga antara bayi lobster yang dibeli dari nelayan dengan yang dijual," ujar Najwa Shihab.
Tanya jawab dan perbedatan terus terjadi sampai Fahri Hamzah lantas tampak geregetan dengan Najwa Shihab.
Sembari tersenyum dengan gaya khasnya yang santai, Fahri Hamzah kembali menegaskan bahwa dia rugi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
Terkini
-
Kala Megawati Kenang Momen Soeharto Tolak Bung Karno Dimakamkan di TMP
-
Peringatan Megawati Buat Dunia: Penjajahan Kini Hadir Lewat Algoritma dan Data
-
Wanti-wanti Pemprov DKI Hadapi Cuaca Ekstrem, DPRD Pesimistis Jakarta Bebas Banjir, Mengapa?
-
Ada Apa dengan Jokowi? Batal Hadiri Kongres III Projo Karena Anjuran Tim Dokter
-
Pengunjung Tak Perlu Cemas, Ini Kantong-kantong Parkir Konser BLACKPINK di SUGBK Jakarta
-
Megawati Ingatkan Soal Bahaya AI: Buat Saya yang Paling Baik Adalah Otak yang Diberikan Tuhan
-
Cahaya dan Harapan di HLN ke-80: PLN Sambungkan Listrik Gratis bagi Keluarga Prasejahtera di Padang
-
Wapres Gibran Undi Doorprize di Acara Mancing, Ray Rangkuti Ketawa Ngakak: Aku Gak Bisa Lagi Ngomong
-
Pidato di Peringatan KAA ke-70, Megawati: Kemerdekaan Palestina Harus Penuh, Tanpa Tawar-Menawar!
-
Update Banjir Jakarta: Dua RT Ini Masih Tergenang, Belasan Wilayah Sudah Surut Usai Hujan Deras