Suara.com - Rapat kerja abtara Badan Legislasi DPR dengan pemerintah terkait pembahasan program legislasi (prolegnas) prioritas tahun 2020 kembali ditunda. Semula rapat tersebut direncanakan mulai pada Jumat (27/11/2020) siang.
Wakil Ketua Badan Legislasi Achmad Baidowi mengatakan penundaan rapat hari ini karena permasalahan waktu. Di mana pada Jumat diketahui banyak anggota DPR yang tengah berada di daerah pemilihan.
Waktu pelaksanaan rapat pun bakal kembali disesuaikan bersama Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly selaku perwakilan pihak pemerintah. Dengan ditundanya rapat berarti pengesahan Prolegnas Prioritas 2021 yang sebelumnya tinggal selanglah lagi kembali mundur.
"Jadi karena masalah soal waktu saja karena hari ini hari Jumat banyak anggota di Dapil juga. Jadi soal waktunya nanti disesuaikan kesepakatan waktu antara Menkum HAM dan Baleg DPR RI. Jika ada hal-hal lain, jadi hanya soal waktu aja," kata Baidowi kepada wartawan, Jumat (27/11/2020).
Sebelumnya Badan Legislasi (Baleg) DPR RI menunda sementara pengambilan keputusan terkait daftar RUU yang masuk dalam daftar Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas tahun 2021.
Penundaan tersebut dikarenakan ada tiga RUU perlu proses pendalaman terhadap yakni RUU Ketahanan Keluarga, RUU Bank Indonesia (BI), serta RUU Badan Pembina Ideologi Pancasila.
"Terkait keputusan malam ini, tiga RUU yakni RUU Ketahanan Keluarga, RUU BPIP dan RUU BI, Fraksi-Fraksi masih membutuhkan waktu untuk melakukan lobi pendalaman," kata Ketua Baleg DPR RI Supratman Andi Agtas saat memimpin Rapat Kerja Baleg DPR RI dengan Menteri Hukum dan HAM Yassona H. Laoly di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (25/11/2020).
Supratman memastikan, Baleg masih akan terus melakukan pendalaman dan melakukan upaya untuk mendapatkan kesepahaman bersama dengan sembilan Fraksi dan direncanakan akan kembali melakukan rapat pada esok hari.
"Oleh karena itu, kita sudah sepakati bersama pemerintah, DPR dan DPD untuk proses pengambilan keputusan pada malam hari ini kita tunda sampai besok," lanjutnya.
Diketahui terdapat 38 RUU yang masuk dalam Prolegnas Prioritas 2021. Dari jumlah itu, 10 RUU merupakan usulan pemerintah, 26 RUU merupakan usulan DPR, dan dua RUU merupakan usulan DPD.
Baca Juga: Minta Keringanan untuk Vanessa Angel, Suami Bilang Ini ke Yasonna Laoly
Usul DPR
- RUU tentang Penyiaran
- RUU tentang Pemilu
- RUU tentang Jabatan Hakim
- RUU tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
- RUU tentang Jalan
- RUU tentang BUMN
- RUU tentang Energi Baru dan Terbarukan
- RUU tentang Penanggulangan Bencana
- RUU tentang Pengawasan Obat dan Makanan
- RUU tentang Sistem Keolahragaan Nasional
- RUU tentang Bank Indonesia
- RUU tentang Pembinaan Haluan Ideologi PancasilaPancasila.
- RUU tentang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga
- RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Kepulauan Riau, Pengadilan Tinggi Sulawesi Barat, dan Pengadilan Tinggi Papua Barat
- RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Palembang, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Banjarmasin, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Manado.
- RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Kepulauan Riau, Pengadilan Tinggi Agama Bali, Pengadilan Tinggi Agama Papua Barat
- RUU tentang Pendidikan Kedokteran
- RUU tentang Aparatur Sipil Negara
- RUU tentang Masyarakat Hukum Adat
- RUU tentang Profesi Psikologi (judul RUU berubah menjadi RUU tentang Praktik Psikologi)
- RUU tentang Ketahanan Keluarga
- RUU tentang Larangan Minuman Beralkohol
- RUU tentang Perlindungan Tokoh Agama dan Simbol Agama
- RUU tentang Penghapusan Kekerasan Seksual.
RUU usul pemerintah
- RUU tentang Perlindungan Data Pribadi Pribadi
- RUU tentang Landas Kontingen Indonesia
- RUU tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua
- RUU tentang Narkotika
- RUU tentang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah
- RUU tentang Ibu Kota Negara
- RUU tentang Kejaksaan
- RUU tentang Hukum Acara Perdata
- RUU tentang Wabah
- RUU tentang Reformasi Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan
RUU usul DPD
- RUU tentang Daerah Kepulauan
- RUU tentang Badan Usaha Milik Desa.
Berita Terkait
-
Minta Keringanan untuk Vanessa Angel, Suami Bilang Ini ke Yasonna Laoly
-
Vanessa Angel Dibui, Suami Minta Keringanan ke Menteri Yasonna Laoly
-
RUU HIP Digadang Masuk Prolegnas Prioritas 2021, Empat Fraksi Menolak
-
Soal Pembangkangan Sipil, Yasonna Laoly: Kayak Mau Kiamat Saja Omnibus Law
-
Sahkan Kubu Muchdi Pr, Yasonna Klaim Siap Hadapi Gugatan Tommy Soeharto
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Tolak Politik Upah Murah, Puluhan Ribu Buruh Siap Kepung Istana pada 19 Desember
-
KPK Periksa Gus Yaqut soal Aliran Dana PIHK Hingga Kerugian Negara
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP