Suara.com - Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, Moh Abdi Suhufan turut mengomentari soal adanya dugaan praktik suap ekspor benih lobster yang telah menjerat Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo sebagai tersangka.
Kasus suap yang berhasil ditemukan KPK tersebut menjadi bukti kalau Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) hanya fokus pada regulasi benih lobster.
Abdi mengaku masih ingat dengan permintaan Presiden Joko Widodo atau Jokowo kepada seluruh menteri untuk bisa bekerja keras dan mencari terobosan untuk mengatasi krisis serta meningkatkan perlindungan ekonomi masyarakat karena pandemi Covid-19.
Karena itu, ia menilai kalau KKP sesungguhnya memiliki peran guna memberikan perlindungan ekonomi kepada kelompok nelayan, pembudidaya dan pelaku usaha. Akan tetapi, kenyataannya berkata lain.
"Hal ini bisa dilihat dari rendahnya kemampuan belanja KKP dimana sampai dengan bulan September 2020 lalu, penyerapan anggaran hanya 50,28 persen dari pagu APBN sebesar Rp 5,082 triliun," kata Abdi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (27/11/2020).
Kondisi tersebut justru menjadi ironi lantaran di satu sisi masyarakat kelautan dan perikanan sangat membutuhkan intervensi dan stimulus pemerintah guna mempertahankan keberlanjutan kehidupan serta usaha.
Abdi juga mengemukakan kalau belanja untuk kegiatan budidaya melalui Ditjen Perikanan Budidaya itu hanya sebesar Rp 328 miliar atau 32,24 persen dari pagu senilai Rp 1.018 triliun.
"Tujuan pemerintah melakukan refocusing anggaran dengan maksud menopang ekonomi pembudidaya akhirnya gagal tercapai," tuturnya.
Dengan demikian, Abdi menilai momentum sekarang ini seharusnya dimanfaatkan oleh KKP guna kembali melihat prioritas pembangunan sektor kelautan dan perikanan terutama yang menyentuh kehidupan nelayan, pembudidaya dan masyarakat pesisir.
Baca Juga: Sita Sepeda Edhy Prabowo yang Beli di Amerika, KPK Usut Aliran Uang
"PR KKP masih banyak seperti bagaimana upaya menciptakan lapangan kerja baru di sektor perikanan, memulihkan serapan pasar terhadap produk perikanan yang tertekan selama pandemi."
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny, Prabowo Perintahkan Audit Total Bangunan Pesantren Se-Indonesia
-
Angkat Para Santri Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Seberapa Kaya Cak Imin?
-
Sudah 37 Jenazah Ditemukan di Reruntuhan Al Khoziny, Tim SAR Hadapi Ancaman Penyakit dan Beton
-
Berapa Anak Cak Imin? Angkat Santri Korban Reruntuhan Al Khoziny Jadi Anak
-
Korban Ambruknya Gedung Ponpes Al Khoziny Terus Bertambah, Tim SAR Sudah Temukan 37 Jenazah
-
Janjian Ketemu Makan Siang, Istana Ungkap Isi Pembicaraan Prabowo - Jokowi di Kertanegara
-
Jangan Sampai Ketinggalan, Prabowo Wajibkan TNI Melek Tekonologi dan Ikut Perkembangan Zaman
-
Misteri 2 Jam Pembicaraan 4 Mata di Kertanegara, Jokowi Beri 'Masukan Rahasia' ke Prabowo
-
Tak Kebagian Kupon Doorprize di HUT ke-80 TNI, Banyak Warga Kecewa
-
Musik Mendadak Mati, Penampilan NDX AKA di HUT ke-80 TNI Sempat Terhenti