Suara.com - Mantan ketua seleksi calon pimpinan KPK, Yenti Garnasih memandang eksekutif atau pemerintah dapat lebih peka dalam menangani persoalan korupsi di Indonesia dengan membuat sistem pencegahan korupsi.
Salah satunya, ialah memotong sistem birokrasi yang selama ini rentan terjadi praktik korupsi.
Menurutnya dengan ketiadaan sistem tersebut diharapkan peluang seseorang melakukan tindak pidana korupsi lebih sempit.
"Jadi lebih bagus memang ke sistem. Dalam hal ini pemerintah memang harus mengejar sistemnya. Jadi sistem-sistem itu harus memangkas birokrasi-birokrasi yang ada kemungkinan ada terjadinya penyuapan itu yang harus oleh pemerintah dan DPR pikirkan itu," kata Yenti dalam diskusi daring bertajuk KPK OTT Menteri, Bukti Jokowi Perangi Korupsi?, Minggu (29/11/2020).
Yenti menjelaskan sistem pencegahan tindak pidana korupsi bukan berarti mencegah di saat-saat terakhir di mana seseorang sudah akan melakukan korupsi.
Namun, jauh sebelumnya di mana sistem pencegahan dapat membuat orang takut melakukan maupun tidak memiliki kesempatan untuk korupsi.
"Tentu pencegahan bukan diharapkan dalam artian kalau sudah mau melakukan diingatkan 'jangan'. Menurut saya, itu juga sudah terlambat gitu kan. Karena kan kalau aspek hukum pidana tidak begitu kan," kata Yenti.
Berita Terkait
-
Fadli Zon Akan Gantikan Edhy Prabowo Jadi Menteri Kelautan dan Perikanan?
-
KPK Tangkap Edhy Prabowo, PKS: Kegagalan Jokowi Jaga Kinerja Menteri
-
Bantah Terima Suap Rp3,2 Miliar, Ini Kata Wali Kota Cimahi
-
Wali Kota Cimahi Bantah Terima Suap Rp3,2 Miliar
-
Kasus Edhy "Lobster," KPK: Jangan Kita Diajak Masuk ke Dalam Ranah Politik
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Kapolri Absen Jemput Presiden Prabowo di Bali di Tengah Isu Penggantian TB-1
-
Yusril Ungkap Fakta: Presiden Prabowo Belum Perintahkan Pembentukan Tim Investigasi
-
Dari Ancaman Laporan ke Permintaan Maaf, Ferry Irwandi Umumkan Kasusnya dengan TNI Berakhir Damai
-
'Percuma Ganti Orang, Sistemnya Bobrok', Kritik Keras YLBHI di Tengah Isu Ganti Kapolri
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026
-
Istana Bantah Presiden Prabowo Kirim Surpres Penggantian Kapolri ke DPR, Mensesneg: Belum Ada
-
Yakin Ganti Kapolri Cukup? KontraS Sebut Masalah Polri Jauh Lebih Dalam dari Sekadar Pimpinan
-
Komisi III soal Isu Calon Kapolri: Wakapolri atau Suyudi, Kami...
-
Tiga Mahasiswa Masih Hilang Sejak Unjuk Rasa Akhir Agustus, KontraS: Diduga Penghilangan Paksa
-
Pakar Ingatkan Tim Reformasi Polri Jangan Cuma Jadi 'Angin Surga' Copot Kapolri