Suara.com - Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, mengakui bahwa dirinya bodoh menjadi eksportir benih lobster atau benur.
Pernyataan tersebut Fahri sampaikan saat menjawab pertanyaan Karni Ilyas dalam program acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (01/12/2020).
Awalnya Karni Ilyas menanyakan alasan mengapa masih banyak perusahaan yang ngotot untuk mendapatkan izin ekspor benur. Padahal menurut pengakuan langsung dari Fahri, menjadi eksportir benur justru mendatangkan kerugian.
"Begitu sulitnya untuk menjadi eksportir sampai Anda rugi dua kali. Kenapa orang lain atau perusahaan-perusahaan lain, masih rebutan untuk mendapatkan izin untuk ekspor?" tanya Karni Ilyas.
"Karena bodoh Bang Karni, saya kan juga ada bodohnya, enggak apa-apa lah," jawab Fahri Hamzah tegas.
Meski mengakui bahwa dirinya bodoh, Fahri merasa bodohnya didasari dengan kejujuran sehingga menurutnya orang bodoh yang jujur itu lebih baik.
Adapun alasan dirinya mau menjadi eksportir benur lantaran masa jabatan di parlemen sudah habis.
Selain itu, ia mendapatkan masukan dari para nelayan di kampung halamannya di Nusa Tenggara Barat (NTB) terkait kebijakan Kementerian KKP soal ekspor benih lobster.
"Pertama saya pensiun. Lalu pulang kampung ketemu lagi dengan teman-teman saya nelayan-nelayan yang menyambut bahwa kebijakan menteri yang baru ini bagus," ungkapnya.
Baca Juga: Kasus DAK, KPK Periksa Anggota DPRD Kota Dumai Haslinar
Fahri mengakui bahwa memang kebijakan dari Edhy Prabowo cukup baik tetapi dengan catatan andai ditindaklanjuti dengan cara yang benar dan transparan.
"Karena itulah kemudian kita lihat peraturannya memang ada skema di situ harus ada mediasi oleh pengusaha karena apa pun di PerMen itu disyaratkan ada pengusaha yang nanti membeli produknya atau benurnya nelayan ini dan mereka mendapatkan surat sehingga mereka bekerja dengan dokumen yang diberikan oleh perusahaan," urainya.
Dari sanalah Fahri mengklaim telah mengambil posisi tengah dalam ekspor benih lobster.
Video selengkapnya di sini.
Berita Terkait
-
Angelina Sondakh Peringatkan Koruptor: Hakim Akhirat Lebih Ngeri dari Hakim Dunia!
-
Oknum Kemenag Diduga Peras Ustaz Khalid Basalamah Demi Kuota Haji, KPK Turun Tangan!
-
KPK Ungkap Khalid Basalamah Cicil Uang Korupsi Haji, Pengembalian Dana Tak Hapus Pidana
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Wahyudin Moridu Ternyata Mabuk saat Ucap 'Mau Rampok Uang Negara', BK DPRD Gorontalo: Langgar Etik!
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!